Jumat, 12 Agustus 2016

PROSES PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN
BAHAN GALIAN INDUSTRI
“DOLOMIT”


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PEDIDIKAN TINGGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2015






























Bab I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
            Semakin meningkatnya penduduknya, semakin bertambahnya kebutuhan manusia akan kebutuhan bahan-bahan galian. Hal ini selaras dengan berkembangnya teknologi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan manusia mengenai bahan industri meningkatkan beberapa perusahaan untuk mengembangi penambangan dan pengolahan bahan galian industri.
Sesuai dengan UU No. 11 Tahun 1967, bahan galian industri atau bahan galian C merupakan bahan yang tidak dianggap langsung mempengaruhi hayat hidup orang banyak, contohnya garam, pasir, marmer, batu kapur, tanah liat, asbes dan dolomit.
Dolomit merupakan salah satu contoh bahan galian industi penting yang termasuk kelompok mineral karbonat. Batuan dolomite pertama kali di deskripsikan oleh mineralogist Francis bernama Deodat de Dolomieu pada tahun 1791 dari tempat terdapatnya di daerah Southern Alps. Batuan ini diberi nama Dolomit oleh de Saussure, dan sekarang pegunungantersebut disebut dolomit. Pada saat Dolomieu menginformasikan bahwasannya batuandolomite adalah seperti batu gamping, tetapi mempunyai sifat yang tidak sama dengan batugamping, pada saat diteteskan larutan asam batuan dolomite tidak membuih. Mineral yang tidak beraksi tersebut dinamakan dolomite. Kadang-kadang dolomite juga disebut dolostone.
Akan hal ini, kelompok kami ingin berbagi mengenai “Penambangan dan Pengolahan Bahan Galian Dolomit”. Berharap dapat menambah pengetahuan kami sebagai mahasiswa.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ingin kami sampaikan sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan dolomit?
2.      Apa kegunaan dari dolomit itu sendiri
3.      Bagaimana proses penambangan dan pengolahan dolomit?
4.      Apa saja perusahaan yang melakukan penambangan dan pengolahan dolomit?







C.     Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah yang ingin disamaikan sebagai berikut:
1.      Mengetahui pengertian dolomit
2.      Mengetahui kegunaan dolomit itu sendiri
3.      Mengetahui mengenai penambangan dan pengolahan dolomit
4.      Mengenal perusahaan yang melakukan penambangan dan pengolahan bahan galian dolomit

D.    Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan kami sebagai berikut:
1.      Sebagai bahan pertimbangan dan penilaian dosen matakuliah rencana bahan galian industri.
2.      Sebagai informasi berbagi pengetahuan mengenai bahan galian dan cara penambangan serta pengolahannya.


















Bab II
Kajian Pustaka
A.    Pengertian Dolomit
    Dolomit, salah satu variasi batu gamping, merupakan bahan baku penting yang digunakan industri gelas dan kaca lembaran, industri keramik dan porselin, industri refraktori, pupuk, dan pertanian. Dalam industri hilir pemakai, dolomite dapat digunakan, baik secara langsung dalam bentuk dikalsinasi terlebih dahulu, maupun dalam bentuk kimia dolomite.
    Potensi dolomite di Indonesia cukup besar dan terbesar mulai dari propinsi di Aceh hingga ke Papua dengan spesifikasi yang berbeda, sedangkan dolomit dengan kualitas baik sampai saat ini baru diketahui terdapat didaerah Sedayu kab. Tuban, Jawa Timur.
    Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat,secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3,atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO.

B.     Mineralogi
    Sebagai salah satu rumpun mineral karbonat dolomite mempunyai struktuir Kristal rhombohedral yang mempunyai komposisi kimia CaMg(CaCO3)2 atau managdolomit dan berkomposisi kimia MgFe(CaCO3)2 atau ferrodolomit.
    Umumnya dolomite berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dangan kekerasan lebih lunak dari batu gamping (berkisar antara 3.5 – 4) bersifat pejal, berat jenis antara 2.8 – 2.9 yang berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan.

C.     Genesa Bahan Galian
    Dolomite yang baru dikenal sejak tahun 1882, merupakan variasi batu gamping yang mengandung > 50% karbonat istilah dolomite pertama kali digunakan untuk batuan karbonat tertentu yang terdapat didaerah T Yeolean Alpina (Pettijohn.F.J. 1956).
    Dolomit dapat terbentuk karena proses primer dan sekunder. Secara sekunder, dolomite umumnya terjadi kerena proses pelindian (leaching) atau peresapan unsur magnesium dari air laut kedalam batu gamping, atau yang lebih dikenal dengan proses dolomitisasi yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi dolomite. Selain itu dolomite sekunder dapat juga terbentuk karena diendapkan secara tersendiri sebagai endapan evaporit. Pembentukan dolomite sekunder dapat terjadi karena berbeberapa faktor diantaranya adalah tekanan air yang banyak mengandung unsur magnesium dan prosesnya berlangsung dalam waktu lama.
    Dengan semakin tua umur batu gamping, semakin besar kemungkinan nya untuk berubah menjadi dolomite. Dolomite primer terbentuk bersama-sama dalam cebakan bijih.

D.    Potensi Penyebarannya
    Tushadi (1990) menyatakan bahwa penyebaran dolomite yang cukup besar tedapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura, dan Papua. Selain itu sebenarnya dolomite juga terbesar didaerah lain, namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa pada endapan batu gamping.
1.1.Propinsi Jawa Barat
Dijumpai di daerah Cibinong, Bogor yaitu dipasir Gedongan. Dolomite didaerah ini umumnya berwarna putih abu-abu dan putih, serta termasuk batu gamping dolomitan yang bersifat keras, kompak dan kristalin.
1.2.Propinsi Jawa Tengah
Dijumpai didaerah Pamotan, tepatnya sekitar 1 km di sebelah timur laut Pamotan. Cebakan daerah ini berupa batuan dolomite atau batu gamping dolomitan.
1.3.Propinsi Jawa Timur
Dijumpai dibeberapa daerah yaitu:
- Di daerah G. Ngaten, dan G. Ngembang, Tuban yang terdapat pada bagian atau formasi batu gamping yang berumur pliosen. Cadangan dolomite denagn kandungan MgO 18,50% sebesar 9 juta ., sedangkan dengan kandungan MgO 14,5% sebesar 3 juta ..
- Di daerah Sekapuk, endapan dolomite terdapat disebelah uatara kampong Sekapuk yang terletak antara Sedayu-Tuban. Endapan batu gamping dan dolomite didaerah ini membentuk bukit Sekapuk, Kaklak, dan Malang. Batuan dolomite didaerah ini terdapat formasi gamping berumur pliosen dengan ketebalan 50 m dan mempunyai sifat lunak serta berwarna putih. Jumlah cadangan sekitar 50 juta .
1.4.Propinsi Sumatera Barat
Dijumpai didaerah G. Kajal, analisa batu gamping yang diambil dari bongkahan lepas yang berasal dari dap[ur bakar batu gamping dekat Kajal ( antara Bukit Tinggi – Payakumbuh), diperkirakan berumur permokabron.
1.5.Propinsi Sulawesi Selatan
Dijumpai di daerah Tonasa, beberapa contoh batu gamping yang berasal dari Tonasa telah dianalisa, hasilnya menunjukkan bahwa contoh tersebut adalah dolomite yang berumur Eosen dan merupakan lensa-lensa dalam batu gamping.
1.6.Propinsi Papua
Terdapat di daerah Abe Pantai , sekitar G. Sehajiro, G. Mer, dan Tanah hitam dengan kandungan MgO = 10,7% - 21,8%, merupakan lensa-lensa dan kantong –kantong dalam batu gamping.

E.     Kegunaan Dolomit
Penggunaan dolomit dalam industri tidak seluas penggunaan batugamping danmagnesit. Kadang-kadang penggunaan dolomit ini sejalan atau sama dengan penggunaan batugamping atau magnesit untuk suatu industri tertentu.Akan tetapi, biasanya dolomit lebihdisukai karena banyak terdapat di alam. Bahan tambang dolomit dapat dipergunakan secara langsung, dolomit yang sudah dikalsinasi,maupun kimia dari dolomit
a.    Untuk penggunaan dolomit secara langsung diantaranya untuk.
·         Pertanian : untuk menetralisir tanah yang sudah masam dan menahan keasamanyang ditimbulkan oleh pupuk urea. Pemberian pupuk yang terlalu banyak (dengan urea maupun kalium) akan menurunkan Mg sehingga menyebabkan kehilangankemampuan berasimilasi dengan CO2. Dengan pemberian dolomit, pH tanah akanmeningkat sehingga unsur-unsur N, P, K akan menjadi semakin baik.
·         Semen klinker mortar : penambahan dolomit terhadap semen akan mempercepat hidrasi semen.
·         Dempul rekahan :selain batugamping, dolomit atau campuran keduanya dapatdigunakan sebagai penyemen rekahan-rekahan pada kayu.
b.      Untuk dolomit yang sudah dikalsinasi dapat digunakan untuk :
·         Semen Magnesium Oksiklorida : digunakan dalam industri komponen kendaraan mobil.
·         Semen Magnesium Oksisulfat : seman ini banyak digunakan untuk mempercepat pembuatan jalan raya, pavement dan berbagai konstruksi sertauntuk mengisi rekahan-rekahan
·         Busa Magnesium Anorganik : untuk bahan pintu, pelapis, dinding tahan api, bata penyekat danpencegahan keling baja dari korosi.
·         Bata Silika.
c.       Untuk kimia dolomite
Magnesium Oksida (MgO), digunakan untuk :
·         Industri gelas dan kaca lembaran : sebagai bahan pencampur.
·         Industri keramik dan porselen.
·         Industri refraktori (bahan tahan api) : merupakan salah satu bahan pembentuk  barang tahan api basa. Dolomit dipakai sebagai refraktory karena mempunyaisifat fisik : warna putih, merah muda, kuning, kekerasan = 3,5 –4,0, berat jenis = 2,8 –2,9. Pembuatan refractory diawali dengan penstabilan dolomit,dilakukan peremukan, dicampur dengan air (12%), dextrin (5%) dicetak,diangin-anginkan kemudian dipanaskan 1350-1450oC.
·         Industri peleburan dan pemurnian logam : MgO dipakai sebagai bahan imbuh(influx) pada tanur tinggi yang berfungsiuntuk menurunkan titikleburdanmengikat unsur2 ikutan/ kotoran yang berupa silika, alumina menjadi slag.Dolomit dipakai karena punya sifat sarang tetapi keras, lunak dan hancur sebelum mencapai titik lebur logamnya.
·         Industri bahan penggosok : dikenal dengan nama Viena Lime, merupakan bahan penggosok pada beberapa macam logam dan mutiara.
Magnesium Hydroksida (MgOH) :
·         digunakan sebagai filler pada industri plastik, berfungsi untuk memperlambat pengaruh panas atau api.

Dolomite banyak dimanfaatkan sebagai komoditi pada :
- Industri refraktori
- Dalam tungku pemanas atau pencair                                                  
- Dalam pupuk digunakan unsur Mg untuk meningkatkan pH tanah
- Dalam industri cat sebagai pengisi
- Industri kaca, plastik, kertas
- Bahan pembuat semen, sorel, sea water magnesia
- Industri alkali
- Pembersih air
- Industri ban
- Ply wood
- Industri obat-obatan dan kosmetik
- Campuran makanan ternak industry keramik
- Bahan penggosok (abrassive)
   Dari sekian banyak pemanfaatannya, pemanfaatan dolomite dapat dikelompokkan menjadi 3 yakni:
1) Pemanfaatan dolomite secara langsung
2) Pemanfaatan dolomite yang telah dikalsinasi
3) Pemanfaatan kimia dolomite
1.1.Pemanfaatan dolomite secara langsung
Pemanfaatan dolomite secara langsung digunakan untuk pertanian, semen klinker, mortar, klinker dolomite, penyemenan atau dempul untuk rekahan-rekahan.
1.1.1.      Pertanian
Dalam sektor pertanian dolomite dipermanfaatkan entuk menaikkan pH tanah masam dan sebagai sumber magnesium . pada tanah-tanah masam unsur yang banyak terkandung adalah unsur Mg dan Fe serta kekurangan unsur Mg, yang mengakibatkan tanaman tidak dapat mengasimilasi CO2.
1.1.2.      Semen Klinker Mortar
Penambahan dolomite sampai 40% terhadap semen mempercepat hidrasi semen (Soroka and Setter,1997). Butiran halus dolomite berkisar 1.150 hingga 10.300 cm2/g. umtuk membuat semen Portland, material halus dolomite ini ditambahkan dengan ratio 1:2,75 ke mortar, yang secara alamiah membentuk pasir silisius dan yaitu dolomit yang perbandingan harganya saat ini 1:6.
1.1.3.      Dempul Rekahan
Selain batu gamping, dolomite atau campuran keduanya dapat juga dimanfaatkan untuk dibuat sebagai penyemen rekahan-rekahan pada kayu.

1.2.Dolomit Kalsinasi
1.2.1.      Semen Magnesium Oksiklorida
Semen ini cukup keras, tetapi tidak tahan terhadap air. Untuk menghindarkannya dapat dilindungi dengan pemolesan dengan menggunakan terpentin. Semen ini sering digunakan sebagai material dasar. Penggunaan lainnya adalah untuk matrik penyemenan dalam berbagai variasi. Hampir keseluruhan komposisi semen ini tahan terhadap pelarut, kuat akan tekanan dan tarikan, harga besaing dan tahan terhadap api dan serangga.

F.      Teknik Penambangan
1.3.  Eksplorasi
Eksplorasi disamping bertujuan untuki menentukan jumlah cadangan juga untuk menginterprestasikan bentuk tubuh endapan, luas penyebaran, dan struktur yang dominan di daerah tersebut. Eksplorasi bahan galian industri pada umumnya lebih sederhana disbandingkan dengan untuk minerallogam, karena sebaran fisikbahan galian industry biasanya lebih mudah ditemukan.
Eksplorasi biasanya dilakukan apabila penyelidikan pendahuluan memenuhi syarat untuk perencanaan penambangan. Eksplorasi batuan dolomite dilakukan bertahap . kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara pemboran atau sumur uji. Perhitungan cadangan dilakukan berdasarkan korelasi data pemboran dengan data geologi permukaan.
1.4.Penambangan
Pada umumnya dolomite terdapat dibawah deposit batu gamping yang biasaditemukan dalam bentuk bukit. ditinjaudari segi teknik penambangan, bahan galian ini cukup sulit untuk digali, karena letak endapannya yang berada di bawah batugamping, sehingga perlu membuat lubang-Iubang mendatar/ terowongan dari arah tepi bukit. Cara demikian memang cukup mudah, namun mengandung resiko yang cukup tinggi, karena atap guase waktu-waktu bisa runtuh. Penambangan akan lebih baik dan aman apabila batugampingyang berada di atasnya ditambang terlebih dahulu, walaupun untuk menambang batu gamping tersebut cukup sulit, karena sifatnya yang sangat keras. Untuk deposit dolomit yang letaknyatidak begitu dalam (kurang dari 2 m), misalnya di pebukitan daerah Kemantren, maka penambangannya bisa dilakukan dengan sistem tambang terbuka (Kusuma, Adang P,2009).
Untuk penambangan skala besar pembongkaran dilakukan dengan system peledakan beruntun dengan dibantu peralatan berat antara lain eescavator dan ripper (penggaru), sedang untuk penambangan skala kecil dilakukan dengan alat sederhana antara lain cangkul, ganco,dan sekop. Apabila batu gamping yang terletak di atasnya tidak keras, pemberaian dibantudengan membuat sederetan lubang tembak yang diisi dengan lempung. Sesudah lempung diisikan pada masing-masing lubang lalu dituangkan air kedalamnya. Akibatnya lempungmengembang dan dengan bantuan linggis, batu gamping tersebut mudah dibongkar.
Apabila skala penambangannya kecil, system yang diterapkan dalam kegiatan penambangan adalah system ‘gophering’, mengikuti bagian atau jalur batu gamping yang relative mudah dibongkar. Disamping hal tersebut teknik penambangan juga mempertimbangkan ukuran atau bentuk pembongkaran yang diinginkan. Karena mempertimbangkan keselamatan kerja maka system gophering tidak dianjurkan.

1.5.Pengolahan
Pengolahan dolomite dilakukan dengan cara yang sederhana pula. Bongkah-bongkah dolomite dari penambangan diangkut ke unit pengolahan. Kemudian bongkah-bongkah dolomite tersebut direduksi ukurannya dengan menggunakan alat pemecah batu, hasil proses ini selanjutnya digiling untuk mendapatkan dolomite yang berukuran halus (tepung) dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan permintaan.
Tahap-tahap pengolahan bahan galian dolomit:
·         Kominusi
Kominusi yaitu pengecilan ukuran bahan galian sesuai yang diinginkan dan melepaskan dari mineral pengotor
·         Sizing
Sizing merupakan pemisahan berdasarkan ukuran partikel. Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses pengolahan yang berikutnya.




Bab III
Penutup

A.      Kesimpulan
   Dolomit tergolong ke dalam batuan sedimen karbonat yang merupakan kelas batuansedimen (batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya   terendapkan)   yang    terutama      terdiri dari    mineral  karbonat(terdiri dari kalsit (CaCO3) dan mineral dolomit(CaMg (CO3)2) ). Kegunaan dolomit salah satunya sebagai berikut Industri refraktori dalam tungku pemanas atau pencair, dalam pupuk digunakan unsur Mg untuk meningkatkan pH tanah, dalam industri cat sebagai pengisi, industri kaca, plastik, kertas, bahan pembuat semen, sorel, sea water magnesia, industri alkali. Penambangan batuan dolomite di Indonesia umumnya dilakukan dengan cara tambang terbuka dengan metoda quarry. Tanah penutup (overburden) yang terdiri dari tanah liat,pasir dan koral dikupas terlebih dahulu. Pengupasan dilakukan dengan menggunakan bulldozer atau power scraper. Penambangan dilakukan dengan cara konvensional dan mekanis 3.3.  Pengolahan Pengolahan dolomite dilakukan dengan cara yang sederhana pula. Bongkah-bongkah dolomite dari penambangan diangkut ke unit pengolahan. Kemudian bongkah-bongkah dolomite tersebut direduksi ukurannya dengan menggunakan alat pemecah batu, hasil proses ini selanjutnya digiling untuk mendapatkan dolomite yang berukuran halus (tepung) dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan permintaan. 
   Pengolahan dolomit    dilakukan dengan cara yang sederhana pula. Bongkah-bongkah dolomite dari penambangan diangkut ke unit pengolahan. Kemudian bongkah-bongkah dolomite tersebut direduksi ukurannya dengan menggunakan alat pemecah batu, hasil proses ini selanjutnya digiling untuk mendapatkan dolomite yang berukuran halus (tepung) dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan permintaan.

B.     Saran

    Kami menyadari masih banyak kesalahan kami menyampaikan klaporan kami, harapan kami kritik dan saran yang membangun agar tersajinya laporan yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar