PROSES
PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN
BAHAN
GALIAN INDUSTRI
“DOLOMIT”
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN
PEDIDIKAN TINGGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
PALANGKARAYA
2015
Bab I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Semakin meningkatnya
penduduknya, semakin bertambahnya kebutuhan manusia akan kebutuhan bahan-bahan
galian. Hal ini selaras dengan berkembangnya teknologi untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Kebutuhan manusia mengenai bahan industri meningkatkan beberapa perusahaan
untuk mengembangi penambangan dan pengolahan bahan galian industri.
Sesuai dengan UU No. 11 Tahun 1967, bahan galian industri atau bahan galian
C merupakan bahan
yang tidak dianggap langsung mempengaruhi hayat hidup orang banyak, contohnya garam, pasir, marmer, batu kapur, tanah
liat, asbes dan dolomit.
Dolomit merupakan salah satu contoh bahan galian industi penting yang termasuk kelompok mineral karbonat. Batuan dolomite pertama kali di deskripsikan oleh mineralogist Francis bernama Deodat de Dolomieu pada tahun
1791 dari tempat terdapatnya di daerah Southern Alps. Batuan ini diberi nama
Dolomit oleh de Saussure, dan sekarang pegunungantersebut disebut dolomit. Pada
saat Dolomieu menginformasikan bahwasannya batuandolomite adalah seperti batu
gamping, tetapi mempunyai sifat yang tidak sama dengan batugamping, pada saat
diteteskan larutan asam batuan dolomite tidak membuih. Mineral yang tidak
beraksi tersebut dinamakan dolomite. Kadang-kadang dolomite juga disebut dolostone.
Akan hal ini, kelompok kami ingin berbagi
mengenai “Penambangan dan Pengolahan Bahan Galian Dolomit”. Berharap dapat
menambah pengetahuan kami sebagai mahasiswa.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah yang ingin kami sampaikan sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan dolomit?
2.
Apa kegunaan dari dolomit itu sendiri
3.
Bagaimana proses penambangan dan
pengolahan dolomit?
4.
Apa saja perusahaan yang melakukan
penambangan dan pengolahan dolomit?
C.
Tujuan Masalah
Adapun tujuan
masalah yang ingin disamaikan sebagai berikut:
1.
Mengetahui pengertian dolomit
2.
Mengetahui kegunaan dolomit itu
sendiri
3.
Mengetahui mengenai penambangan dan
pengolahan dolomit
4.
Mengenal perusahaan yang melakukan
penambangan dan pengolahan bahan galian dolomit
D.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat
penulisan kami sebagai berikut:
1.
Sebagai bahan pertimbangan dan
penilaian dosen matakuliah rencana bahan galian industri.
2.
Sebagai informasi berbagi pengetahuan
mengenai bahan galian dan cara penambangan serta pengolahannya.
Bab II
Kajian Pustaka
A.
Pengertian Dolomit
Dolomit, salah satu variasi batu gamping,
merupakan bahan baku penting yang digunakan industri gelas dan kaca lembaran,
industri keramik dan porselin, industri refraktori, pupuk, dan pertanian. Dalam
industri hilir pemakai, dolomite dapat digunakan, baik secara langsung dalam
bentuk dikalsinasi terlebih dahulu, maupun dalam bentuk kimia dolomite.
Potensi dolomite di Indonesia cukup besar
dan terbesar mulai dari propinsi di Aceh hingga ke Papua dengan spesifikasi
yang berbeda, sedangkan dolomit dengan kualitas baik sampai saat ini baru
diketahui terdapat didaerah Sedayu kab. Tuban, Jawa Timur.
Dolomit termasuk rumpun mineral
karbonat,secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3,atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3
atau 30,4% CaO.
B.
Mineralogi
Sebagai salah satu rumpun mineral karbonat
dolomite mempunyai struktuir Kristal rhombohedral yang mempunyai komposisi
kimia CaMg(CaCO3)2 atau managdolomit dan berkomposisi kimia MgFe(CaCO3)2 atau
ferrodolomit.
Umumnya dolomite berwarna putih keabu-abuan
atau kebiru-biruan dangan kekerasan lebih lunak dari batu gamping (berkisar
antara 3.5 – 4) bersifat pejal, berat jenis antara 2.8 – 2.9 yang berbutir
halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah
dihancurkan.
C.
Genesa Bahan Galian
Dolomite yang baru dikenal sejak tahun 1882,
merupakan variasi batu gamping yang mengandung > 50% karbonat istilah
dolomite pertama kali digunakan untuk batuan karbonat tertentu yang terdapat
didaerah T Yeolean Alpina (Pettijohn.F.J. 1956).
Dolomit dapat terbentuk karena proses primer
dan sekunder. Secara sekunder, dolomite umumnya terjadi kerena proses pelindian
(leaching) atau peresapan unsur magnesium dari air laut kedalam batu gamping,
atau yang lebih dikenal dengan proses dolomitisasi yaitu proses perubahan
mineral kalsit menjadi dolomite. Selain itu dolomite sekunder dapat juga
terbentuk karena diendapkan secara tersendiri sebagai endapan evaporit.
Pembentukan dolomite sekunder dapat terjadi karena berbeberapa faktor
diantaranya adalah tekanan air yang banyak mengandung unsur magnesium dan prosesnya
berlangsung dalam waktu lama.
Dengan semakin tua umur batu gamping,
semakin besar kemungkinan nya untuk berubah menjadi dolomite. Dolomite primer
terbentuk bersama-sama dalam cebakan bijih.
D.
Potensi Penyebarannya
Tushadi (1990) menyatakan bahwa penyebaran
dolomite yang cukup besar tedapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur dan Madura, dan Papua. Selain itu sebenarnya dolomite juga
terbesar didaerah lain, namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya
berupa lensa-lensa pada endapan batu gamping.
1.1.Propinsi Jawa Barat
Dijumpai di daerah
Cibinong, Bogor yaitu dipasir Gedongan. Dolomite didaerah ini umumnya berwarna
putih abu-abu dan putih, serta termasuk batu gamping dolomitan yang bersifat keras,
kompak dan kristalin.
1.2.Propinsi Jawa Tengah
Dijumpai didaerah
Pamotan, tepatnya sekitar 1 km di sebelah timur laut Pamotan. Cebakan daerah
ini berupa batuan dolomite atau batu gamping dolomitan.
1.3.Propinsi Jawa Timur
Dijumpai dibeberapa daerah yaitu:
- Di daerah G. Ngaten, dan G. Ngembang, Tuban yang terdapat pada bagian
atau formasi batu gamping yang berumur pliosen. Cadangan dolomite denagn
kandungan MgO 18,50% sebesar 9 juta
., sedangkan dengan
kandungan MgO 14,5% sebesar 3 juta
..


- Di daerah Sekapuk, endapan dolomite terdapat disebelah uatara kampong
Sekapuk yang terletak antara Sedayu-Tuban. Endapan batu gamping dan dolomite
didaerah ini membentuk bukit Sekapuk, Kaklak, dan Malang. Batuan dolomite
didaerah ini terdapat formasi gamping berumur pliosen dengan ketebalan 50 m dan
mempunyai sifat lunak serta berwarna putih. Jumlah cadangan sekitar 50 juta .
1.4.Propinsi Sumatera Barat
Dijumpai didaerah G.
Kajal, analisa batu gamping yang diambil dari bongkahan lepas yang berasal dari
dap[ur bakar batu gamping dekat Kajal ( antara Bukit Tinggi – Payakumbuh),
diperkirakan berumur permokabron.
1.5.Propinsi Sulawesi Selatan
Dijumpai di daerah
Tonasa, beberapa contoh batu gamping yang berasal dari Tonasa telah dianalisa,
hasilnya menunjukkan bahwa contoh tersebut adalah dolomite yang berumur Eosen
dan merupakan lensa-lensa dalam batu gamping.
1.6.Propinsi Papua
Terdapat di daerah
Abe Pantai , sekitar G. Sehajiro, G. Mer, dan Tanah hitam dengan kandungan MgO
= 10,7% - 21,8%, merupakan lensa-lensa dan kantong –kantong dalam batu gamping.
E.
Kegunaan Dolomit
Penggunaan dolomit dalam industri tidak seluas penggunaan
batugamping danmagnesit. Kadang-kadang penggunaan dolomit ini sejalan atau sama
dengan penggunaan batugamping atau magnesit untuk suatu industri tertentu.Akan tetapi, biasanya
dolomit lebihdisukai karena
banyak terdapat di alam. Bahan tambang dolomit dapat dipergunakan secara
langsung, dolomit yang sudah dikalsinasi,maupun kimia dari dolomit
a. Untuk penggunaan dolomit secara
langsung diantaranya untuk.
·
Pertanian : untuk
menetralisir tanah yang sudah masam dan menahan keasamanyang ditimbulkan
oleh pupuk urea. Pemberian pupuk yang terlalu banyak (dengan urea maupun
kalium) akan menurunkan Mg sehingga menyebabkan kehilangankemampuan
berasimilasi dengan CO2. Dengan pemberian dolomit, pH
tanah akanmeningkat sehingga unsur-unsur N, P, K akan menjadi semakin
baik.
·
Semen klinker mortar :
penambahan dolomit terhadap semen akan mempercepat hidrasi semen.
·
Dempul rekahan :selain
batugamping, dolomit atau campuran keduanya dapatdigunakan sebagai penyemen
rekahan-rekahan pada kayu.
b.
Untuk dolomit yang sudah dikalsinasi dapat digunakan untuk :
·
Semen Magnesium
Oksiklorida : digunakan dalam industri komponen kendaraan mobil.
·
Semen Magnesium Oksisulfat
: seman ini banyak digunakan untuk mempercepat pembuatan jalan raya,
pavement dan berbagai konstruksi sertauntuk mengisi rekahan-rekahan
·
Busa Magnesium Anorganik :
untuk bahan pintu, pelapis, dinding tahan api, bata
penyekat danpencegahan keling baja dari korosi.
·
Bata Silika.
c.
Untuk
kimia dolomite
Magnesium
Oksida (MgO), digunakan untuk :
·
Industri gelas dan kaca
lembaran : sebagai bahan pencampur.
·
Industri keramik dan
porselen.
·
Industri refraktori (bahan
tahan api) : merupakan salah satu bahan pembentuk barang tahan
api basa. Dolomit dipakai sebagai refraktory karena mempunyaisifat fisik :
warna putih, merah muda, kuning, kekerasan = 3,5 –4,0, berat jenis =
2,8 –2,9. Pembuatan refractory diawali dengan penstabilan dolomit,dilakukan
peremukan, dicampur dengan air (12%), dextrin (5%) dicetak,diangin-anginkan
kemudian dipanaskan 1350-1450oC.
·
Industri peleburan dan
pemurnian logam : MgO dipakai sebagai bahan imbuh(influx) pada tanur tinggi
yang berfungsiuntuk menurunkan titikleburdanmengikat
unsur2 ikutan/ kotoran yang berupa silika, alumina menjadi slag.Dolomit dipakai
karena punya sifat sarang tetapi keras, lunak dan hancur sebelum mencapai
titik lebur logamnya.
·
Industri bahan penggosok :
dikenal dengan nama Viena Lime, merupakan bahan penggosok pada beberapa
macam logam dan mutiara.
Magnesium
Hydroksida (MgOH) :
·
digunakan sebagai filler
pada industri plastik, berfungsi untuk memperlambat pengaruh panas atau api.
Dolomite banyak
dimanfaatkan sebagai komoditi pada :
- Industri refraktori
- Dalam tungku pemanas atau pencair
- Dalam pupuk digunakan unsur Mg untuk meningkatkan pH tanah
- Dalam industri cat sebagai pengisi
- Industri kaca, plastik, kertas
- Bahan pembuat semen, sorel, sea water magnesia
- Industri alkali
- Pembersih air
- Industri ban
- Ply wood
- Industri obat-obatan dan kosmetik
- Campuran makanan ternak industry keramik
- Bahan penggosok (abrassive)
Dari sekian banyak pemanfaatannya,
pemanfaatan dolomite dapat dikelompokkan menjadi 3 yakni:
1) Pemanfaatan dolomite secara langsung
2) Pemanfaatan dolomite yang telah dikalsinasi
3) Pemanfaatan kimia dolomite
1.1.Pemanfaatan dolomite secara langsung
Pemanfaatan dolomite
secara langsung digunakan untuk pertanian, semen klinker, mortar, klinker
dolomite, penyemenan atau dempul untuk rekahan-rekahan.
1.1.1.
Pertanian
Dalam sektor
pertanian dolomite dipermanfaatkan entuk menaikkan pH tanah masam dan sebagai
sumber magnesium . pada tanah-tanah masam unsur yang banyak terkandung adalah
unsur Mg dan Fe serta kekurangan unsur Mg, yang mengakibatkan tanaman tidak
dapat mengasimilasi CO2.
1.1.2.
Semen Klinker
Mortar
Penambahan dolomite
sampai 40% terhadap semen mempercepat hidrasi semen (Soroka and Setter,1997).
Butiran halus dolomite berkisar 1.150 hingga 10.300 cm2/g. umtuk membuat semen
Portland, material halus dolomite ini ditambahkan dengan ratio 1:2,75 ke
mortar, yang secara alamiah membentuk pasir silisius dan yaitu dolomit yang
perbandingan harganya saat ini 1:6.
1.1.3.
Dempul
Rekahan
Selain batu gamping,
dolomite atau campuran keduanya dapat juga dimanfaatkan untuk dibuat sebagai
penyemen rekahan-rekahan pada kayu.
1.2.Dolomit Kalsinasi
1.2.1.
Semen
Magnesium Oksiklorida
Semen ini cukup
keras, tetapi tidak tahan terhadap air. Untuk menghindarkannya dapat dilindungi
dengan pemolesan dengan menggunakan terpentin. Semen ini sering digunakan
sebagai material dasar. Penggunaan lainnya adalah untuk matrik penyemenan dalam
berbagai variasi. Hampir keseluruhan komposisi semen ini tahan terhadap
pelarut, kuat akan tekanan dan tarikan, harga besaing dan tahan terhadap api
dan serangga.
F.
Teknik Penambangan
1.3.
Eksplorasi
Eksplorasi disamping
bertujuan untuki menentukan jumlah cadangan juga untuk menginterprestasikan
bentuk tubuh endapan, luas penyebaran, dan struktur yang dominan di daerah
tersebut. Eksplorasi bahan galian industri pada umumnya lebih sederhana
disbandingkan dengan untuk minerallogam, karena sebaran fisikbahan galian
industry biasanya lebih mudah ditemukan.
Eksplorasi biasanya
dilakukan apabila penyelidikan pendahuluan memenuhi syarat untuk perencanaan
penambangan. Eksplorasi batuan dolomite dilakukan bertahap . kegiatan ini dapat
dilakukan dengan menggunakan cara pemboran atau sumur uji. Perhitungan cadangan
dilakukan berdasarkan korelasi data pemboran dengan data geologi permukaan.
1.4.Penambangan
Pada
umumnya dolomite terdapat dibawah deposit batu gamping yang biasaditemukan
dalam bentuk bukit. ditinjaudari segi teknik penambangan, bahan galian ini
cukup sulit untuk digali, karena letak endapannya yang berada di bawah
batugamping, sehingga perlu membuat lubang-Iubang mendatar/ terowongan
dari arah tepi bukit. Cara demikian memang cukup mudah, namun mengandung resiko
yang cukup tinggi, karena atap guase waktu-waktu bisa runtuh. Penambangan akan
lebih baik dan aman apabila batugampingyang berada di atasnya ditambang
terlebih dahulu, walaupun untuk menambang batu gamping tersebut cukup sulit,
karena sifatnya yang sangat keras. Untuk deposit dolomit yang letaknyatidak
begitu dalam (kurang dari 2 m), misalnya di pebukitan daerah Kemantren,
maka penambangannya bisa dilakukan dengan sistem tambang terbuka (Kusuma,
Adang P,2009).
Untuk penambangan skala besar pembongkaran dilakukan dengan
system peledakan beruntun dengan dibantu peralatan berat antara lain
eescavator dan ripper (penggaru), sedang untuk penambangan skala kecil
dilakukan dengan alat sederhana antara lain cangkul, ganco,dan sekop. Apabila
batu gamping yang terletak di atasnya tidak keras, pemberaian dibantudengan
membuat sederetan lubang tembak yang diisi dengan lempung. Sesudah lempung
diisikan pada masing-masing lubang lalu dituangkan air kedalamnya. Akibatnya
lempungmengembang dan dengan bantuan linggis, batu gamping tersebut mudah
dibongkar.
Apabila skala penambangannya kecil, system yang diterapkan
dalam kegiatan penambangan adalah system ‘gophering’, mengikuti bagian
atau jalur batu gamping yang relative mudah dibongkar. Disamping hal tersebut
teknik penambangan juga mempertimbangkan ukuran atau bentuk pembongkaran yang
diinginkan. Karena mempertimbangkan keselamatan kerja maka system gophering
tidak dianjurkan.
1.5.Pengolahan
Pengolahan dolomite
dilakukan dengan cara yang sederhana pula. Bongkah-bongkah dolomite dari
penambangan diangkut ke unit pengolahan. Kemudian bongkah-bongkah dolomite
tersebut direduksi ukurannya dengan menggunakan alat pemecah batu, hasil proses
ini selanjutnya digiling untuk mendapatkan dolomite yang berukuran halus
(tepung) dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan permintaan.
Tahap-tahap
pengolahan bahan galian dolomit:
·
Kominusi
Kominusi yaitu
pengecilan ukuran bahan galian sesuai yang diinginkan dan melepaskan dari
mineral pengotor
·
Sizing
Sizing merupakan
pemisahan berdasarkan ukuran partikel. Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan
digerus, maka akan diperoleh bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu
harus dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan
ukuran yang dibutuhkan pada proses pengolahan yang berikutnya.
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Dolomit tergolong
ke dalam batuan sedimen karbonat yang merupakan kelas batuansedimen (batuan
yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil
proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan) yang terutama terdiri dari mineral karbonat(terdiri dari kalsit (CaCO3)
dan mineral dolomit(CaMg (CO3)2) ). Kegunaan dolomit
salah satunya sebagai berikut Industri refraktori dalam tungku
pemanas atau pencair, dalam pupuk digunakan unsur Mg untuk meningkatkan pH
tanah, dalam industri cat sebagai pengisi, industri kaca, plastik, kertas, bahan
pembuat semen, sorel, sea water magnesia, industri alkali. Penambangan batuan dolomite di Indonesia umumnya
dilakukan dengan cara tambang terbuka dengan metoda quarry. Tanah penutup
(overburden) yang terdiri dari tanah liat,pasir dan koral dikupas terlebih
dahulu. Pengupasan dilakukan dengan menggunakan bulldozer atau power scraper.
Penambangan dilakukan dengan cara konvensional dan mekanis 3.3.
Pengolahan Pengolahan dolomite dilakukan dengan cara yang sederhana pula.
Bongkah-bongkah dolomite dari penambangan diangkut ke unit pengolahan. Kemudian
bongkah-bongkah dolomite tersebut direduksi ukurannya dengan menggunakan alat
pemecah batu, hasil proses ini selanjutnya digiling untuk mendapatkan dolomite
yang berukuran halus (tepung) dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan
permintaan.
Pengolahan dolomit dilakukan dengan
cara yang sederhana pula. Bongkah-bongkah dolomite dari penambangan diangkut ke
unit pengolahan. Kemudian bongkah-bongkah dolomite tersebut direduksi ukurannya
dengan menggunakan alat pemecah batu, hasil proses ini selanjutnya digiling
untuk mendapatkan dolomite yang berukuran halus (tepung) dengan ukuran tertentu
yang disesuaikan dengan permintaan.
B.
Saran
Kami
menyadari masih banyak kesalahan kami menyampaikan klaporan kami, harapan kami
kritik dan saran yang membangun agar tersajinya laporan yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar