Rabu, 10 Agustus 2016

Perkembangan Kapur Menjadi Energi Alternatif

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Program pengembangan energi alternatif telah menjadi perhartian penting bagi pemerintah, industri, intitusi pendidikan dan masyarakat. Kebijakan-kebijakan pemerintahan yang lebih mengusahakan untuk menggunakan energi secara efesiensi seperti penghematan energi dan konversi energi mendapat perhatian yang khusus, karena dengan melakukan penghematan energi dan peningkatan efesiensi energi dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang mulai menipis. Pengembangan energi pembangkit listrik tenaga uap dan tenaga gas hanya menyumbang 30-40% energi untuk konsumsi listrik, sisanya berasal dari konsumsi bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil telah kita ketahui banyak memberikan emisi gas buang  yang berbahaya, seperti dapat menimbulkan polusi udara, merusak jaringan pernapasan maupun membuat lapisan ozon menipis.
Penggunaan energi listrik merupakan hal yang vital bagi perkembangan suatu bangsa. Kemajuan teknologi selalu diawali dengan penggunaan energi listrik di masyarakat, maka perlu direncakan bagaimana penggunaan energi listrik sesuai  kebutuhan dan tentu saja bergantung pada pasokan sumber listrik sendiri, salah satunya menggunakan sumber energi alternatif yang mudah dan sederhana dengan memanfaatkan uap panas dari batu kapur.
Batu kapur pada umunya digunakan sebagi bahan kontruksi bangunan sebagai campuran semen, sebagai ukiran cinderamata maupun sebagai pupuk buatan yang digunakan untuk meyuburkan ladang petani. Keterdapatan batu kapur yang melimpah di Indonesia, menyebabkan pengembangan batu kapur secara maksimal oleh masyarakat. Potensi cadangan terbanyak ketiga di Indonesia merupakan ion hidroksida yang paling murah bagi industri, karena afinitas yang luarbiasa bila direaksi dengan air dapat menghasilkan gas dan energi panas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik.
Pemanfaatan kapur sebagai sumber tenaga listrik dapat juga dilakukan pada trasportasi, konsep dasarnya ialah mengandalkan uap panas yang berasal dari reaksi kapur dengan air, kemudian panas dikonversikan menjadi energi listrik menggunakan alat Thermoelectrical Coverter yang dihubungan pada sebuah dinamo sebagai alat geraknya.

1.2.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ingin saya sampaikan sebagai berikut:
a.              Bagaimana konsep reaksi kapur sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik?
b.             Bagiamana cara memanfaatkan kapur menjadi pembangkit listrik?
c.              Apa saja kelebihan memakai uap kapur sebagai pembangkit listrik?
d.             Bagaimana konsep permasalahan yang harus dikaji sebagai pengembangan kapur sebagai tenaga listrik?

1.3.       Tujuan
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:
a.              Mendeskripsikan konsep reaksi kapur sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik
b.             Mendeskripsikan cara memanfaatkan kapur menjadi pembangkit listrik
c.              Mengetahui kelebihan memakai uap kapur sebagai pembangkit listrik
d.             Menjelaskan konsep permasalahan yang harus dikaji sebagai pengembangan kapur sebagai tenaga listrik




1.4.       Maksud Penelitian
Adapun maksud dari penelitian ialah sebagai berikut:
a.              Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan informasi dan referensi mahasiswa dalam pengembangan energi terbarukan.
b.             Bagi Akademik
Sebagai bahan kajian informasi bagi staf pengajar untuk mengembangkan sumber energi listrik terbarukan dan ramah lingkungan.
c.              Masyarakat
·               Sebagai bahan informasi pemanfaatan kapur yang lebih efesien dan  maksimal, mengingat keterdapatan batu kapur yang cukup melimpah bagi bangsa.
·               Sebagai bahan  informasi pengembangan inovatif sumber energi listrik terbarukan agar terpenuhinya pasokan konsumsi sumber energi listrik.

1.5.       Batasan Masalah
Adapun batasan masalah sebagai berikut:
a.              Penelitian ini berdasarkan hasil dari informasi penelusuran dari penelitian intitusi pendidikan.



















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1.       Reaksi Kapur
Kalsium Hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Kalsium hidrokida dapat berupa kristal tak berwarna atau bubuk putih. Kalsium hidroksida dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air. Senyawa ini juga dapat dihasilkan dalam bentuk endapan melalui pencampuran larutan kalsium klorida (CaCl2) dengan larutan natrium hidroksida (NaOH).
Dalam bahasa Inggris, kalsium hidroksida juga dinamakan slaked lime, atau hydrated lime (kapur yang di-airkan). Nama mineral Ca(OH)2 adalah portlandite, karena senyawa ini dihasilkan melalui pencampuran air dengan semen Portland. Suspensi partikel halus kalsium hidroksida dalam air disebut juga milk of lime (Bahasa Inggris : milk = susu, lime = kapur). Larutan Ca(OH)2 disebut air kapur dan merupakan basa dengan kekuatan sedang. Larutan tersebut bereaksi hebat dengan berbagai asam, dan bereaksi dengan banyak logam dengan adanya air. Larutan tersebut menjadi keruh bila dilewatkan karbon dioksida, karena mengendapnya kalsium karbonat. Unsur kalsium di kulit bumi sangat melimpah, di bawah ini rincian kelimpahan unsur di kulit bumi.

Tabel kelimpahan unsur di kulit bumi

Unsur
% massa
Unsur
% massa
Oksigen
49,20
Klorin
0,19
Silikon
25,67
Fosforus
0.11
Alumunium
7,50
Mangan
0,09
Besi
4,71
Karbon
0,08
Kalsium
3,39
Belerang
0,06
Natrium
2,63
Barium
0,04
Kalium
2,40
Nitrogen
0,03
Magnesium
1,93
Fluorin
0,03
Hidrogen
0,87
Stronsium
0,02
Titanium
0,58
Unsur lain
0,47
Kapur (CaO), dikenal sebagai kapur dibakar dan  banyak digunakan adalah senyawa kimia Ini adalah putih, pedas dan bersifat alkali kristal solid pada suhu kamar. Sebagai produk komersial, kapur sering juga mengandung magnesum oksida, silikon oksida dan kecil jumlah aluminium oksida dan besi oksida. Nama kapur (kapur asli) merujuk kepada mineral yang sangat langka dari CaO komposisi. Kapur biasanya dibuat oleh thermal dekomposisi bahan baku seperti batu gamping, yang mengandung kalsium karbonat (CaCO3; mineral nama: calcite) dalam tempat pembakaran kapur. Hal ini dicapai dengan memanaskan material di atas 825°C,  suatu proses yang disebut proses mengapur atau kapur-burning, untuk membebaskan dari sebuah molekul karbon dioksida (CO2); meninggalkan CaO. Proses ini dapat dibatalkan, karena setelah produk kapur telah didinginkan, segera dimulai untuk menyerap karbon dioksida dari udara, sampai, setelah waktu yang cukup, ia benar-benar diubah kembali ke kalsium karbonat.
Sebagai hydrated atau kapur mati, Ca(OH)2 (mineral nama: portlandite), ia digunakan dalam mortir dan turap. Hydrated kapur sangat sederhana untuk membuat kapur adalah sebagai dasar anhydride dan bereaksi dengan penuh semangat dengan air. Kapur juga digunakan di kaca produksi dan kemampuan untuk bereaksi dengan silicates juga modern yang digunakan dalam produksi industri logam (baja, magnesium, aluminium dan lain-lain) untuk menghapus impurities sebagai terak. Ia juga digunakan dalam air dan kotoran perawatan untuk mengurangi keasaman, untuk mengeras, sebagai flocculant, dan untuk menghapus phosphates dan lainnya impurities; dalam kertas untuk membuat dilaruntukan lignin sebagai zat pengental, dan pemutihan; pertanian untuk meningkatkan acidic tanah; dan polusi kontrol, dalam gas scrubbers ke desulfurize limbah gas dan cair yang banyak untuk merawat effluents. Tradisional telah digunakan di dalam tubuh pengebumian buka kubur, untuk menyembunyikan bau dekomposisi, serta dalam ilmu forensik, untuk mengungkap sidik jari. Ini adalah tahan panas dan dehydrating agen dan digunakan untuk membersihkan asam sitrun, gula, dyes dan sebagai CO2 breker. Ia juga digunakan dalam tembikar, paints dan industri makanan. Selain itu, kapur yang digunakan dalam wabah, plagues, dan bencana untuk memecah badan untuk membantu memerangi penyebaran penyakit. CaO adalah bahan utama dalam nixtamalization proses yang digunakan untuk membuat jagung bubur jagung dan masa atau tortilla adonan, substansi relatif murah, CaO menghasilkan panas energi oleh pembentukan yang hidrat, seperti pada persamaan berikut: 
CaO (s) + H 2 O (l) ↔ Ca(OH) 2 (aq) (ΔH r = -63.7 kJ/mol dari CaO)
Hidrat yang dapat reconverted oleh kapur untuk mengeluarkan air di dpt dibatalkan equation. Jika hydrated lime adalah air panas ke kemerahan, CaO yang akan kembali membalikkan reaksi. Seperti hydrates, sebuah hasil reaksi exothermic. Satu liter air menggabungkan dengan sekitar 3,1 kg kapur  memberikan kalsium plus hidroxid 3,54 MJ energi. Proses ini dapat digunakan untuk memberikan kenyamanan portabel sumber panas, karena untuk on-the-spot makanan warming dalam diri dapat pemanasan. Bila kapur adalah air panas ke 4.300 derajat Fahrenheit, it emits an intens berseri Bentuk cahaya ini dikenal sebagai pusat perhatian dan digunakan luas dalam sandiwara produksi sebelum penemuan lampu listrik. 

Kapur (CaO) dibuat dengan menguraikan pada suhu tinggi, batu-batuan karbonat yang terdapat dalam alam didalam tanur kapur. Kapur merupakan sumber ion hidroksida yang paling murah bagi industri, Ca(OH)2, yang terbentuk reaksi kapur dengan air. Karena afinitasnya yang luar biasa besar terhadap air kalsium oksida digunakan untuk mendehidritasi (menghilangkan air) cairan seperti etil alkohol dan untuk mengeringkan gas. Ia semakin bertambah penting dalam mengeluarkan SO2 dari gas cerobong Instalasi pembangkit tenaga.

Oksida dari golongan IIA merupakan zat padat putih dengan titik leleh yang sangat tinggi. Oksida ini cenderung bereaksi berlahan-lahan dengan air dan karbon dioksida dalam udara.

Bahan Kimia Utama : Kalsium oksida (CaO)

CaCO3   →   CaO  +  CO2  ↑

CaO  +  H2O   →   Ca(OH)2  + panas

Batu kapur (CaCO3) dipanaskan dengan suhu ~ 900˚C menghasilkan kapur dan gas karbon dioksida, kapur (CaO) tersebut bereaksi lagi dengan air menjadi kapur mati (Ca(OH)2).

Pengunaan utama kapur yaitu 43% baja (membentuk terak), 11% membuat bahan kimia lain, 8% mengolah air yang dapat diminum, 5% proses pengendalian pencemaran udara dan air, 5% bahan serat (pulp) kayu dan kertas. Penggunaan lain-lainnya seperti semen, adukan plester (lepa), bata tahan api, mengurangi keasaman tanah, menstabilkan tanah liat untuk jalan raya, bendungan dan tanggul. Reaksi antara suatu oksida dengan air adalah sebuah proses isotermik yang disebut slaking (mencampurkan dengan air). Serbuk kapur dikenal sebagai kapur terhidrat. Serbuk kapur akan menjadi cair iaitu dempul kapur jika campuran airnya berlebihan. Serbuk kapur jika dibiar lama, kandungan airnya akan hilang dan bertindak balas dengan karbon dioksida daripada udara menjadikan kalsium karbonat semula.
2.2.       Metode Penelitian
Penelitian direncanakan melalui 6 tahap yaitu: 1). Tahap pengujian reaksi kapur dengan air; 2). Tahap pengujian alat yang digunakan; 3). Tahap perangkaian alat-alat; 4). Pengujian kapur sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
·         Tahap 1. Reaksi kapur dengan air

Kapur direaksikan dengan air dengan perbedaan massa. Massa batu kapur tetap dengan berat 400 g divariasikan dengan volume air yaitu, 300 ml, 400 ml, 500 ml, 600 ml, dan 700 ml volume air. Sedangkan volume air tetap dengan kadar 800 ml divariasikan dengan 200 g, 300 g, 400 g, 500 g, dan 600 g massa batu kapur. Pereaksian dilakukan pada keadaan suhu kamar.
            Gambar 1. Bagan alat konversi batu kapur menjadi energi listrik



·         Tahap 2. Pengujian alat
Semua alat diuji sesuai fungsinya seperti tangki, turbin, gigi roda, generator serta yang lainnya. Untuk pengujian tranformator step up dan step down menggunakan voltmeter.
·         Tahap 3. Merangkai alat/komponen
Metode 1. Merangkai mesin
Tangki tempat reaksi bahan bakar dirangkai dengan 4 bagian alat antara lain:
1.             Dihubungkan dengan tempat kapur menggunakan penghubung pipa berdiameter 10 cm dengan panjang 1 m.
2.             Dihubungkan dengan wadah air menggunakan penghubung pipa berdiameter 10 cm dengan panjang 1m
3.             Dihubungkan dengan turbin dalam pengubahan energi
4.             Dihubungkan filter asap (Menggunakan air dan pasir)/cerobong untuk pemisahan asap dengan gas.
Metode 2. Merangkai gigi roda
Gigi roda yang berjumlah 30 digunakan untuk mempermudah perputaran generator serta memperbesar energi gerak yang dihasilkan turbin. Gigi roda harus terhubung dengan 3 bagian alat yaitu.
1.             Terhubung dengan turbin untuk menyalurkan energi gerak pada turbin akibat tekanan gas dari bahan bakar.
2.             Gigi roda harus terhubung dengan generator yang akan mengubah energi gerak menjadi energi listrik.
3.             Pemutar /torsi terhubung dengan salah satu gigi roda untuk gerak pemula gigi roda dan turbin.


Metode 3. merangkai komponen listrik
Perputaran magnet pada generator akan menghasilkan listrik, tegangan yang dihasilkan kecil. Tranformator step up akan membesarkan tegangan listrik yang dihasilkan generator. Beban/lampu tidak akan mampu menerima tegangan yang sangat besar dari keluaran step up sehingga diperlukan tranformator step down untuk menurunkan tegangan sebelum terhubung dengan lampu. 
·         Tahap 4. Kapur sebagai bahan bakar pembangkit listrik
Kapur direaksikan dengan air dalam tangki reaksi dan memutarkan torsi yang dihubungkan dengan gigi roda untuk memperkecil energi yang dikeluarkan gas hasil reaksi kapur serta sebagai penggerak awal pada turbin. Kemudian ketika tekanan gas sudah besar maka secara otomatis turbin akan bergerak akibat  desakan tekanan gas tersebut.

2.3.       Potensi Pengembangan Kapur sebagai Bahan Bakar Kendaraan Hybrid
(Resume Exotric Che E-Car Universitas Brawijaya)
Efisiensi penggunaan kendaraan hybrid memang sedang gencarnya dikembangkan, bukan hanya sebagai kendaraan yang hemat energi, tetapi juga pengembangan kendaraan yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan uap gas panas hasil dari pembakaran dengan system combine cycle. Pengembangan Exotric yang dilakukkan oleh mahasiswa Universitas Brawijaya merupakan sebuah prototype yang digerakkan memanfaatkan energi panas hasill dari reaksi eksotermis antara batu kapur dengan larutan asam.



Tahap-tahap pembuatan Exotric Che E-Car:
·         Reaksi Kapur dengan HCl
Penilitian yang dilakukan hampir menyerupai dari pengembangan reaksi batu kapur dengan air untuk pembangkit listrik tenaga uap. Reaksi kapur terhadap HCl dilakukan pada massa dan volume yang berbeda.
Hasil reaksi:
CAO (s) + HCI (aq)  CaCI2 (s)+H2O (s),   Horeaksi =-293,027kJ/mol
Energi panas yang dihasilkandari hasil reaksi berpotensi menjadi sumber energi alternatif yang akan dikonversikan ke energi listrik dengan semikonduktor ThermoElectrical Converter.
·         Tahap PengujianAlat
Alat yang digunakan ialah:
a.       Semikonduktor ThermoElectrical Converter (TEC)
Digunakan sebagai konversi energi panas yang dihasilkan melalui hasil reaksi kapur dengan HCl menjadi energi listrik. Alat ini sebagai pembangkit daya dengan menggunakan prinsip dasar perbedaan temperatur pada kedua semikonduktor yang berbeda (semikonduktor type-p dan semikonduktor type-n), maka akan menghasilkan tegangan “efek seebeck”.
b.      Heatsink
Digunakan untuk membantu meningkatkan pelepasan kalor pada sisi dingin sehingga meningkatkan efesiensi dari modul tersebut. Perbedaan temperatur yang makin beasr antara sisi panas dan sisi dingin modul akan menghasilkan tegangan dan arus yang lebih besar hingga tahap maksimum dari modul tersebut.
c.       Insulator
Digunakan sebagai tempat dari reaktor bekerja.
d.      Katup Injeksi
Digunakan sebagai penghubung mengalirkan injektor larutan asam. Katup ini juga berfungsi agar uap gas panas tidak keluar ke lingkungan.
e.       Injektor larutan asam
Alat untuk menyemprotkan larutan asam.
f.       Botol penangkap gas
Sebagai penyimpanan uap gas hasil reaksi agar penggunaan uap gas lebih efisiensi.
g.      Motor listrik / dinamo
Untuk mengkonversikan energi listrik yang dihasillkan ThermoElectrical Converter (TEC) diubah menjadi energi gerak.
·         Tahap Merangkai Alat
1.      Lubangi heatsink menggunakan bor
2.      Berikan thermalpasta ke heatsink, agar TEC dapat menempel pada heatsink.
3.      Letakkan TEC pada heatsink yang sudah diberi pasta.
4.      Pasang baut pengunci pada insulator.
5.      Sambungkan kabel TEC secara seri dengan motor listrik, jika dirangkai seri maka tegangan bertambah, namu arus tetap. Jika paralel, tegangan tetap namun arus bertambah.
6.      Pasang katup injeksi dan botolpenangkap gas pada insulator.
7.      Suntikan  HCl pada insulator yang sudah diberi batu kapur melaluo katup injeksi.
8.      Pastikan insulator tertutup rapat, agar uap gas hasil reaksi tidak terbuang.
·         Diagram alir mekanisme perubahan energi dan skematik rangkaian alat
Rounded Rectangle: Reaksi Eksotermis Rounded Rectangle: Panas
 (T =± 110˚C)
Rounded Rectangle: Energi Listrik
± 5 volt
Rounded Rectangle: Energi 
mekanik
 


                                                              Semikonduktor                       Motor Listrik
Gambar 1. Diagram alir mekanisme perubahan energi









Gambar 3. Diagram Skematik Rangkaian Alat
Keterangan


1. Reaktor
2. Insulator
3. Katup Injeksi
4. Injektor larutan asam
5. Thermoelectric Converter (TEC)
6. Heatsink
7. Botol Penangkap Gas
8. Motor listrik



2.4.   Kelebihan Menggunakan Batu Kapur sebagai Sumber Bahan Bakar
          Adapun melalui pembahasan batu kapur sebagai potensi alternatif sumber bahan bakar, penulis mecoba menguraikan kelebihan menggunakan kapur sebagai alternatif sumber bahan bakar:
1.             Bahan bakar batu kapur mengeluarkan zat sisa hasil pembuangan yang tidak berbahaya.
2.             Potensi keterdapatan batu kapur yang melimpah memberikan pilihan yang terbaik bagi alternatif bahan bakar

2.5.       Pengembangan Kemungkinan yang Harus Dikaji
Pengembangan batu kapur merupakan potensi unggulan yang harus dikembangkan. Namun, beberapa permasalahan yang mungkin harus dikaji penelitian selanjutnya ialah sebagai berikut:
1.             Batu kapur yang tidak keras (rapuh/serbuk) dengan memiliki porositas besar, merupakan batu yang baik dalam menghasilkan energi listrik. Energi yang dihasilkan mengalami kenaikkan dan penurunan dengan spontan, dimana energi tidak bisa bertahan lama meski seberapa besar atau banyaknya massa batu kapur dan air yang digunakan. Hingga akhirnya, energi panas yang dihasilkan memiliki titik jenuh pada tingkat tertentu. Kemungkinan pengembangan agar energi panas dapat berjalan konstan, diperlukan adanya pengembangan yang baru, agar reaksi tersebut berjalan tetap.
2.             Energi listrik yang dihasilkan dari   campuran batu kapur dengan air memiliki waktu bertahan secara singkat. Kemungkinan pengembangan energi listrik yang dikeluarkan harus dilakukan kembali, agar potensi pemakaian energi tersebut berjalan lebih efisien dan konstan.
3.             Konsep pemakaian TEC. Pada saat pemakaian TEC pada kendaraan hybrid sangat bergantung pada perbedaan temperatur panas, artinya bukan berarti bagaimana mendapatkan jumlah kalornya, akan tetapi seberapa besar perbedaan temperatur yang didapatkan. Semua ini berhubungan dengan efisiensi dari TEC itu sendiri. Jika temperaturnya semakin besar maka daya keluarannya semakin besar, hingga titik maksimumTEC tersebut. Jadi ada kemungkinan walapun perbedaan temperaturnya sangat besar tetapi daya yang dihasilkan lebih kecil.
4.             Konsep pengembangan mobil Exotric Che E-car memungkinkan pemakaian battery-charger berbasis thermoelektrik. Sumber panas spontan dari hasil reaksi antara kapur dengan HCl yang dikonversikan menggunakan TEC memungkinkan daya keluaran listriknya dapat disimpan menggunakan battery-charger, selain fungsinya untuk efisensi energi listrik juga sebagai penaik tegangan agar dinamo dapat bergerak melaui battery-charger tersebut
5.             Diperlukan suatu cooler atau pendingin pada sisi cold dari heatsink agar, perbedaan temperatur semakin jelas dari penggunaan TEC.






BAB III
PENUTUP

3.1.       Kesimpulan
Kapur (CaO) dibuat dengan menguraikan pada suhu tinggi, batu-batuan karbonat yang terdapat dalam alam didalam tanur kapur. Kapur merupakan sumber ion hidroksida yang paling murah bagi industri, Ca(OH)2, yang terbentuk reaksi kapur dengan air. Karena afinitasnya yang luar biasa besar terhadap air kalsium oksida digunakan untuk mendehidritasi (menghilangkan air) cairan seperti etil alkohol dan untuk mengeringkan gas. Ia semakin bertambah penting dalam mengeluarkan SO2 dari gas cerobong Instalasi pembangkit tenaga.
Tenaga panas yang dihasilkan oleh reaksi kapur dengan air inilah yang nantinya akan dipakai untuk menggerakan turbin untuk menyalurkan energi gerak pada turbin akibat tekanan gas dari bahan bakar. Kemudian ketika tekanan gas sudah besar maka secara otomatis turbin akan bergerak akibat  desakan tekanan gas tersebut.  Gigi roda harus terhubung dengan generator yang akan mengubah energi gerak menjadi energi listrik.
Pemanfaatan batu kapur juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif kendaraan hybrid. Prinsip kerja ialah mengandalkan reaksi eksotermis dari sifat porositas dari batu kapur yang bereaksi dengan senyawa  HCl. Hasil reaksi tersebut menghasilkan uap panas yang kemudian dengan memanfaatkan TEC thermoelektik coverter, sebagai media konversi dari panas menjadi listrik, akan dihubungkan dengan sebuah media motor listrik sebagai alat penggeraknya.
Pemanfaatan pengembangan batu kapur memang harus perlu dikaji ulang mengenai penggunaan reaksi energinya. Energi yang dihasilkan mengalami kenaikkan dan penurunan dengan spontan, dimana energi tidak bisa bertahan lama meski seberapa besar atau banyaknya massa batu kapur dan air yang digunakan. Energi listrik yang dihasilkan dari  campuran batu kapur dengan air memiliki waktu bertahan secara singkat. Oleh sebab itu, perlu adanya pengembangan untuk mempertahankan energi uap panas agar dapat hasil keluaran yang konstan.

3.2.       Saran
Dari hasil pembahasan diatas, penulis mengharapkan adanya pengembangan  sumber energi alternatif dapat terus berlangsung. Selain, kita menggurangi penggunaan bahan bakar fosil secara terus-menerus, juga menghargai karya anak negeri melalui penggunaan produk bahan galian berasal dari dalam negeri.






































Daftar Pustaka

Universitas Brawijaya. 2016. Resume Exotric Che E-Car. Malang:Universitas Brawijaya
Sukarelawati, Endang. 2014. Mobil Exotric Mahasiswa Universitas Brawijaya Juara Dunia. Malang:Antara News
Fibriant. Dixs. 2015. Mahasiswa Unibraw Ciptakan Mobil Berbahan Bakar Batu Kapur. Malang:Media Malang
Putra. Nandy. 2009. Potensi Pembangkit Daya Thermoelektrik Untuk Kendaraan Hybrid. Depok : Universitas Indonesia
Febrizal, M. Ginting, Sugianto. Pengujian Dan Pemanfaatan Panas Batu Kapur Sebagai Sumber Energi Listrik. Pekanbaru : Universitas Riau
Haryono, Yudik dkkk. 2009. Pemanfaatan Uap Kapur Sebagai Bahan Bakar Alternatif Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Malang : Universitas Kanjuruhan.




                                                                    

1 komentar:

  1. Mohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa...

    Kami menjual aneka Kapur :
    - Kapur Aktif / Cao / Kalsium Oksida.
    - Kapur Padam / CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
    - Kapur Tepung / CaCo3 /Kalsium Karbonat / Kapur pertanian /Kaptan .
    - Zeolite .
    - Bentonite .
    - Dolomite dll.

    Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :

    Bpk Asep 081281774186
    085793333234

    Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.

    BalasHapus