BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Program
pengembangan energi alternatif telah menjadi perhartian penting bagi
pemerintah, industri, intitusi pendidikan dan masyarakat. Kebijakan-kebijakan
pemerintahan yang lebih mengusahakan untuk menggunakan energi secara efesiensi
seperti penghematan energi dan konversi energi mendapat perhatian yang khusus,
karena dengan melakukan penghematan energi dan peningkatan efesiensi energi
dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang mulai menipis. Pengembangan
energi pembangkit listrik tenaga uap dan tenaga gas hanya menyumbang 30-40%
energi untuk konsumsi listrik, sisanya berasal dari konsumsi bahan bakar fosil.
Penggunaan bahan bakar fosil telah kita ketahui banyak memberikan emisi gas
buang yang berbahaya, seperti dapat
menimbulkan polusi udara, merusak jaringan pernapasan maupun membuat lapisan
ozon menipis.
Penggunaan
energi listrik merupakan hal yang vital bagi perkembangan suatu bangsa.
Kemajuan teknologi selalu diawali dengan penggunaan energi listrik di
masyarakat, maka perlu direncakan bagaimana penggunaan energi listrik
sesuai kebutuhan dan tentu saja
bergantung pada pasokan sumber listrik sendiri, salah satunya menggunakan
sumber energi alternatif yang mudah dan sederhana dengan memanfaatkan uap panas
dari batu kapur.
Batu
kapur pada umunya digunakan sebagi bahan kontruksi bangunan sebagai campuran semen,
sebagai ukiran cinderamata maupun sebagai pupuk buatan yang digunakan untuk
meyuburkan ladang petani. Keterdapatan batu kapur yang melimpah di Indonesia,
menyebabkan pengembangan batu kapur secara maksimal oleh masyarakat. Potensi
cadangan terbanyak ketiga di Indonesia merupakan ion hidroksida yang paling
murah bagi industri, karena afinitas yang luarbiasa bila direaksi dengan air
dapat menghasilkan gas dan energi panas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energi listrik.
Pemanfaatan
kapur sebagai sumber tenaga listrik dapat juga dilakukan pada trasportasi,
konsep dasarnya ialah mengandalkan uap panas yang berasal dari reaksi kapur dengan
air, kemudian panas dikonversikan menjadi energi listrik menggunakan alat
Thermoelectrical Coverter yang dihubungan pada sebuah dinamo sebagai alat
geraknya.
1.2.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
yang ingin saya sampaikan sebagai berikut:
a.
Bagaimana konsep reaksi kapur sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik?
b.
Bagiamana cara memanfaatkan kapur
menjadi pembangkit listrik?
c.
Apa saja kelebihan memakai uap kapur
sebagai pembangkit listrik?
d.
Bagaimana konsep permasalahan yang harus
dikaji sebagai pengembangan kapur sebagai tenaga listrik?
1.3.
Tujuan
Adapun tujuan
penelitian sebagai berikut:
a.
Mendeskripsikan konsep reaksi kapur
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik
b.
Mendeskripsikan cara memanfaatkan kapur
menjadi pembangkit listrik
c.
Mengetahui kelebihan memakai uap kapur
sebagai pembangkit listrik
d.
Menjelaskan konsep permasalahan yang
harus dikaji sebagai pengembangan kapur sebagai tenaga listrik
1.4.
Maksud
Penelitian
Adapun maksud dari
penelitian ialah sebagai berikut:
a.
Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan informasi
dan referensi mahasiswa dalam pengembangan energi terbarukan.
b.
Bagi Akademik
Sebagai bahan kajian
informasi bagi staf pengajar untuk mengembangkan sumber energi listrik
terbarukan dan ramah lingkungan.
c.
Masyarakat
·
Sebagai bahan informasi pemanfaatan
kapur yang lebih efesien dan maksimal,
mengingat keterdapatan batu kapur yang cukup melimpah bagi bangsa.
·
Sebagai bahan informasi pengembangan inovatif sumber energi
listrik terbarukan agar terpenuhinya pasokan konsumsi sumber energi listrik.
1.5.
Batasan
Masalah
Adapun batasan masalah
sebagai berikut:
a.
Penelitian ini berdasarkan hasil dari
informasi penelusuran dari penelitian intitusi pendidikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Reaksi
Kapur
Kalsium
Hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2.
Kalsium hidrokida dapat berupa kristal tak berwarna atau bubuk putih. Kalsium
hidroksida dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air. Senyawa
ini juga dapat dihasilkan dalam bentuk endapan melalui pencampuran larutan
kalsium klorida (CaCl2) dengan larutan natrium hidroksida (NaOH).
Dalam bahasa
Inggris, kalsium hidroksida juga dinamakan slaked lime, atau hydrated lime
(kapur yang di-airkan). Nama mineral Ca(OH)2 adalah portlandite,
karena senyawa ini dihasilkan melalui pencampuran air dengan semen Portland.
Suspensi partikel halus kalsium hidroksida dalam air disebut juga milk of lime
(Bahasa Inggris : milk = susu, lime = kapur). Larutan Ca(OH)2
disebut air kapur dan merupakan basa dengan kekuatan sedang. Larutan tersebut
bereaksi hebat dengan berbagai asam, dan bereaksi dengan banyak logam dengan
adanya air. Larutan tersebut menjadi keruh bila dilewatkan karbon dioksida,
karena mengendapnya kalsium karbonat. Unsur kalsium di kulit bumi sangat
melimpah, di bawah ini rincian kelimpahan unsur di kulit bumi.
Tabel kelimpahan unsur di kulit
bumi
Unsur
|
% massa
|
Unsur
|
% massa
|
Oksigen
|
49,20
|
Klorin
|
0,19
|
Silikon
|
25,67
|
Fosforus
|
0.11
|
Alumunium
|
7,50
|
Mangan
|
0,09
|
Besi
|
4,71
|
Karbon
|
0,08
|
Kalsium
|
3,39
|
Belerang
|
0,06
|
Natrium
|
2,63
|
Barium
|
0,04
|
Kalium
|
2,40
|
Nitrogen
|
0,03
|
Magnesium
|
1,93
|
Fluorin
|
0,03
|
Hidrogen
|
0,87
|
Stronsium
|
0,02
|
Titanium
|
0,58
|
Unsur lain
|
0,47
|
Kapur
(CaO),
dikenal sebagai kapur dibakar dan
banyak digunakan adalah senyawa
kimia Ini adalah putih, pedas dan bersifat alkali kristal solid pada suhu
kamar. Sebagai produk komersial, kapur sering juga mengandung magnesum
oksida, silikon oksida dan kecil jumlah aluminium oksida dan besi oksida. Nama
kapur (kapur asli) merujuk kepada mineral yang sangat langka dari CaO
komposisi. Kapur biasanya dibuat oleh thermal dekomposisi bahan baku seperti
batu gamping, yang mengandung kalsium karbonat (CaCO3; mineral nama:
calcite) dalam tempat pembakaran kapur. Hal ini dicapai dengan memanaskan
material di atas 825°C, suatu proses
yang disebut proses mengapur atau kapur-burning, untuk membebaskan dari
sebuah molekul karbon dioksida (CO2); meninggalkan CaO.
Proses ini dapat dibatalkan, karena setelah produk kapur telah didinginkan,
segera dimulai untuk menyerap karbon dioksida dari udara, sampai, setelah waktu
yang cukup, ia benar-benar diubah kembali ke kalsium karbonat.
Sebagai
hydrated atau kapur mati, Ca(OH)2 (mineral nama: portlandite), ia
digunakan dalam mortir dan turap. Hydrated kapur sangat sederhana untuk membuat
kapur adalah sebagai dasar anhydride dan bereaksi dengan penuh semangat dengan
air. Kapur juga digunakan di kaca produksi
dan kemampuan untuk bereaksi dengan silicates juga modern yang digunakan dalam
produksi industri logam (baja, magnesium, aluminium dan lain-lain) untuk
menghapus impurities sebagai terak. Ia juga digunakan dalam air dan kotoran
perawatan untuk mengurangi keasaman, untuk mengeras, sebagai flocculant, dan
untuk menghapus phosphates dan lainnya impurities; dalam kertas untuk membuat
dilaruntukan lignin sebagai zat pengental, dan pemutihan; pertanian untuk
meningkatkan acidic tanah; dan polusi kontrol, dalam gas scrubbers ke
desulfurize limbah gas dan cair yang banyak untuk merawat effluents.
Tradisional telah digunakan di dalam tubuh pengebumian buka kubur, untuk
menyembunyikan bau dekomposisi, serta dalam ilmu forensik, untuk mengungkap
sidik jari. Ini adalah tahan panas dan dehydrating agen dan digunakan untuk
membersihkan asam sitrun, gula, dyes dan sebagai CO2 breker. Ia juga
digunakan dalam tembikar, paints dan industri makanan. Selain itu, kapur yang
digunakan dalam wabah, plagues, dan bencana untuk memecah badan untuk membantu
memerangi penyebaran penyakit. CaO adalah bahan utama dalam nixtamalization
proses yang digunakan untuk membuat jagung bubur jagung dan masa atau tortilla
adonan, substansi
relatif murah, CaO menghasilkan panas energi oleh pembentukan yang hidrat,
seperti pada persamaan berikut:
CaO (s) + H 2 O (l) ↔ Ca(OH) 2
(aq) (ΔH r
= -63.7 kJ/mol dari CaO)
Hidrat yang dapat reconverted oleh kapur untuk
mengeluarkan air di dpt dibatalkan equation.
Jika hydrated lime adalah air panas ke kemerahan, CaO yang akan kembali
membalikkan reaksi. Seperti hydrates, sebuah hasil reaksi exothermic. Satu
liter air menggabungkan dengan sekitar 3,1 kg kapur memberikan kalsium plus hidroxid 3,54 MJ
energi. Proses ini dapat digunakan untuk memberikan kenyamanan
portabel sumber panas, karena untuk on-the-spot makanan warming dalam diri dapat
pemanasan. Bila kapur adalah air panas ke 4.300 derajat Fahrenheit, it emits an
intens berseri Bentuk cahaya ini dikenal sebagai pusat perhatian dan digunakan
luas dalam sandiwara produksi sebelum penemuan lampu listrik.
Kapur (CaO) dibuat dengan menguraikan pada suhu tinggi, batu-batuan
karbonat yang terdapat dalam alam didalam tanur kapur. Kapur merupakan sumber
ion hidroksida yang paling murah bagi industri, Ca(OH)2, yang
terbentuk reaksi kapur dengan air. Karena afinitasnya yang luar biasa besar terhadap
air kalsium oksida digunakan untuk mendehidritasi (menghilangkan air) cairan
seperti etil alkohol dan untuk mengeringkan gas. Ia semakin bertambah penting
dalam mengeluarkan SO2 dari gas cerobong Instalasi pembangkit
tenaga.
Oksida dari golongan IIA merupakan zat padat putih dengan titik leleh
yang sangat tinggi. Oksida ini cenderung bereaksi berlahan-lahan dengan air dan
karbon dioksida dalam udara.
Bahan Kimia Utama : Kalsium oksida (CaO)
CaCO3 →
CaO + CO2 ↑
CaO + H2O →
Ca(OH)2 + panas
Batu kapur (CaCO3) dipanaskan dengan suhu ~ 900˚C menghasilkan
kapur dan gas karbon dioksida, kapur (CaO) tersebut bereaksi lagi dengan air
menjadi kapur mati (Ca(OH)2).
Pengunaan utama kapur yaitu 43% baja (membentuk
terak), 11% membuat bahan kimia lain, 8% mengolah air yang dapat diminum, 5%
proses pengendalian pencemaran udara dan air, 5% bahan serat (pulp) kayu dan
kertas. Penggunaan lain-lainnya seperti semen, adukan plester (lepa), bata
tahan api, mengurangi keasaman tanah, menstabilkan tanah liat untuk jalan raya,
bendungan dan tanggul. Reaksi antara suatu oksida dengan air adalah sebuah
proses isotermik yang disebut slaking (mencampurkan dengan air).
Serbuk kapur dikenal sebagai kapur terhidrat. Serbuk kapur akan menjadi cair
iaitu dempul kapur jika campuran airnya berlebihan. Serbuk kapur jika dibiar
lama, kandungan airnya akan hilang dan bertindak balas dengan karbon dioksida daripada udara menjadikan kalsium karbonat
semula.
2.2.
Metode
Penelitian
Penelitian
direncanakan melalui 6 tahap yaitu: 1). Tahap pengujian reaksi kapur dengan
air; 2). Tahap pengujian alat yang digunakan; 3). Tahap
perangkaian alat-alat; 4). Pengujian kapur sebagai bahan bakar pembangkit
listrik.
·
Tahap 1. Reaksi kapur dengan air
![]() |
Kapur direaksikan dengan air dengan perbedaan massa. Massa batu kapur tetap dengan berat 400 g divariasikan dengan volume air yaitu, 300 ml, 400 ml, 500 ml, 600 ml, dan 700 ml volume air. Sedangkan volume air tetap dengan kadar 800 ml divariasikan dengan 200 g, 300 g, 400 g, 500 g, dan 600 g massa batu kapur. Pereaksian dilakukan pada keadaan suhu kamar.
Gambar 1. Bagan
alat konversi batu kapur menjadi energi
listrik
·
Tahap
2. Pengujian alat
Semua alat diuji sesuai fungsinya seperti tangki, turbin,
gigi roda, generator serta yang lainnya. Untuk pengujian tranformator step up
dan step down menggunakan voltmeter.
·
Tahap 3. Merangkai alat/komponen
Metode 1. Merangkai mesin
Tangki tempat
reaksi bahan bakar dirangkai dengan 4 bagian alat antara lain:
1.
Dihubungkan
dengan tempat kapur menggunakan penghubung pipa berdiameter 10 cm dengan
panjang 1 m.
2.
Dihubungkan
dengan wadah air menggunakan penghubung pipa berdiameter 10 cm dengan panjang
1m
3.
Dihubungkan
dengan turbin dalam pengubahan energi
4.
Dihubungkan
filter asap (Menggunakan air dan pasir)/cerobong untuk pemisahan asap dengan
gas.
Metode 2.
Merangkai gigi roda
Gigi roda yang
berjumlah 30 digunakan untuk mempermudah perputaran generator serta memperbesar
energi gerak yang dihasilkan turbin. Gigi roda harus terhubung dengan 3 bagian
alat yaitu.
1.
Terhubung
dengan turbin untuk menyalurkan energi gerak pada turbin akibat tekanan gas
dari bahan bakar.
2.
Gigi
roda harus terhubung dengan generator yang akan mengubah energi gerak menjadi
energi listrik.
3.
Pemutar
/torsi terhubung dengan salah satu gigi roda untuk gerak pemula gigi roda dan
turbin.
Metode 3. merangkai komponen listrik
Perputaran
magnet pada generator akan menghasilkan listrik, tegangan yang dihasilkan
kecil. Tranformator step up akan membesarkan tegangan listrik yang dihasilkan
generator. Beban/lampu tidak akan mampu menerima tegangan yang sangat besar
dari keluaran step up sehingga diperlukan tranformator step down untuk
menurunkan tegangan sebelum terhubung dengan lampu.
·
Tahap
4. Kapur sebagai bahan bakar pembangkit listrik
Kapur direaksikan
dengan air dalam tangki reaksi dan memutarkan torsi yang dihubungkan dengan
gigi roda untuk memperkecil energi yang dikeluarkan gas hasil reaksi kapur
serta sebagai penggerak awal pada turbin. Kemudian ketika tekanan gas sudah
besar maka secara otomatis turbin akan bergerak akibat desakan tekanan gas tersebut.
2.3.
Potensi
Pengembangan Kapur sebagai Bahan Bakar Kendaraan Hybrid
(Resume Exotric Che
E-Car Universitas Brawijaya)
Efisiensi
penggunaan kendaraan hybrid memang sedang gencarnya dikembangkan, bukan hanya
sebagai kendaraan yang hemat energi, tetapi juga pengembangan kendaraan yang
ramah lingkungan dengan memanfaatkan uap gas panas hasil dari pembakaran dengan
system combine cycle. Pengembangan
Exotric yang dilakukkan oleh mahasiswa Universitas Brawijaya merupakan sebuah
prototype yang digerakkan memanfaatkan energi panas hasill dari reaksi
eksotermis antara batu kapur dengan larutan asam.
Tahap-tahap pembuatan
Exotric Che E-Car:
·
Reaksi Kapur dengan HCl
Penilitian yang
dilakukan hampir menyerupai dari pengembangan reaksi batu kapur dengan air
untuk pembangkit listrik tenaga uap. Reaksi kapur terhadap HCl dilakukan pada
massa dan volume yang berbeda.
Hasil reaksi:
CAO (s) + HCI (aq)
CaCI2 (s)+H2O (s),
Horeaksi =-293,027kJ/mol


Energi panas yang dihasilkandari hasil reaksi berpotensi menjadi sumber
energi alternatif yang akan dikonversikan ke energi listrik dengan semikonduktor
ThermoElectrical Converter.
·
Tahap PengujianAlat
Alat yang digunakan
ialah:
a. Semikonduktor
ThermoElectrical Converter (TEC)
Digunakan sebagai
konversi energi panas yang dihasilkan melalui hasil reaksi kapur dengan HCl
menjadi energi listrik. Alat ini sebagai pembangkit daya dengan menggunakan
prinsip dasar perbedaan temperatur pada kedua semikonduktor yang berbeda
(semikonduktor type-p dan semikonduktor type-n), maka akan menghasilkan
tegangan “efek seebeck”.
b. Heatsink
Digunakan untuk
membantu meningkatkan pelepasan kalor pada sisi dingin sehingga meningkatkan
efesiensi dari modul tersebut. Perbedaan temperatur yang makin beasr antara
sisi panas dan sisi dingin modul akan menghasilkan tegangan dan arus yang lebih
besar hingga tahap maksimum dari modul tersebut.
c. Insulator
Digunakan sebagai
tempat dari reaktor bekerja.
d. Katup
Injeksi
Digunakan sebagai
penghubung mengalirkan injektor larutan asam. Katup ini juga berfungsi agar uap
gas panas tidak keluar ke lingkungan.
e. Injektor
larutan asam
Alat untuk
menyemprotkan larutan asam.
f. Botol
penangkap gas
Sebagai penyimpanan uap
gas hasil reaksi agar penggunaan uap gas lebih efisiensi.
g. Motor
listrik / dinamo
Untuk mengkonversikan
energi listrik yang dihasillkan ThermoElectrical Converter (TEC) diubah menjadi
energi gerak.
·
Tahap Merangkai Alat
1. Lubangi
heatsink menggunakan bor
2. Berikan
thermalpasta ke heatsink, agar TEC dapat menempel pada heatsink.
3. Letakkan
TEC pada heatsink yang sudah diberi pasta.
4. Pasang
baut pengunci pada insulator.
5. Sambungkan
kabel TEC secara seri dengan motor listrik, jika dirangkai seri maka tegangan
bertambah, namu arus tetap. Jika paralel, tegangan tetap namun arus bertambah.
6. Pasang
katup injeksi dan botolpenangkap gas pada insulator.
7. Suntikan HCl pada insulator yang sudah diberi batu
kapur melaluo katup injeksi.
8. Pastikan
insulator tertutup rapat, agar uap gas hasil reaksi tidak terbuang.
·
Diagram alir mekanisme perubahan energi
dan skematik rangkaian alat
![]() |
![]() |
![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
Semikonduktor Motor Listrik
Gambar 1. Diagram alir mekanisme
perubahan energi

Gambar
3. Diagram Skematik Rangkaian Alat
Keterangan
1.
Reaktor
2. Insulator
3. Katup Injeksi
4. Injektor larutan asam
5. Thermoelectric Converter (TEC)
6. Heatsink
7. Botol Penangkap Gas
8. Motor listrik
2.4. Kelebihan
Menggunakan Batu Kapur sebagai Sumber Bahan Bakar
Adapun melalui pembahasan batu kapur
sebagai potensi alternatif sumber bahan bakar, penulis mecoba menguraikan
kelebihan menggunakan kapur sebagai alternatif sumber bahan bakar:
1.
Bahan bakar batu kapur mengeluarkan zat
sisa hasil pembuangan yang tidak berbahaya.
2.
Potensi keterdapatan batu kapur yang
melimpah memberikan pilihan yang terbaik bagi alternatif bahan bakar
2.5.
Pengembangan
Kemungkinan yang Harus Dikaji
Pengembangan batu kapur merupakan
potensi unggulan yang harus dikembangkan. Namun, beberapa permasalahan yang
mungkin harus dikaji penelitian selanjutnya ialah sebagai berikut:
1.
Batu kapur yang tidak keras (rapuh/serbuk) dengan memiliki porositas besar, merupakan
batu yang
baik dalam menghasilkan
energi
listrik. Energi yang
dihasilkan mengalami kenaikkan
dan
penurunan dengan spontan, dimana energi tidak bisa
bertahan lama meski seberapa
besar atau banyaknya massa batu kapur
dan air yang digunakan. Hingga akhirnya, energi panas yang
dihasilkan memiliki titik jenuh pada tingkat tertentu. Kemungkinan pengembangan
agar energi panas dapat berjalan konstan, diperlukan adanya pengembangan yang
baru, agar reaksi tersebut berjalan tetap.
2.
Energi listrik yang dihasilkan dari
campuran batu kapur dengan air memiliki
waktu bertahan secara singkat. Kemungkinan pengembangan energi
listrik yang dikeluarkan harus dilakukan kembali, agar potensi pemakaian energi
tersebut berjalan lebih efisien dan konstan.
3.
Konsep pemakaian TEC. Pada saat
pemakaian TEC pada kendaraan hybrid sangat bergantung pada perbedaan temperatur
panas, artinya bukan berarti bagaimana mendapatkan jumlah kalornya, akan tetapi
seberapa besar perbedaan temperatur yang didapatkan. Semua ini berhubungan
dengan efisiensi dari TEC itu sendiri. Jika temperaturnya semakin besar maka
daya keluarannya semakin besar, hingga titik maksimumTEC tersebut. Jadi ada
kemungkinan walapun perbedaan temperaturnya sangat besar tetapi daya yang
dihasilkan lebih kecil.
4.
Konsep pengembangan mobil Exotric Che
E-car memungkinkan pemakaian battery-charger berbasis thermoelektrik. Sumber
panas spontan dari hasil reaksi antara kapur dengan HCl yang dikonversikan
menggunakan TEC memungkinkan daya keluaran listriknya dapat disimpan
menggunakan battery-charger, selain fungsinya untuk efisensi energi listrik
juga sebagai penaik tegangan agar dinamo dapat bergerak melaui battery-charger
tersebut
5.
Diperlukan suatu cooler atau pendingin pada sisi cold dari heatsink agar, perbedaan
temperatur semakin jelas dari penggunaan TEC.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Kapur
(CaO) dibuat dengan menguraikan pada suhu tinggi, batu-batuan karbonat yang
terdapat dalam alam didalam tanur kapur. Kapur merupakan sumber ion hidroksida
yang paling murah bagi industri, Ca(OH)2, yang terbentuk reaksi
kapur dengan air. Karena afinitasnya yang luar biasa besar terhadap air kalsium
oksida digunakan untuk mendehidritasi (menghilangkan air) cairan seperti etil
alkohol dan untuk mengeringkan gas. Ia semakin bertambah penting dalam
mengeluarkan SO2 dari gas cerobong Instalasi pembangkit tenaga.
Tenaga panas yang dihasilkan
oleh reaksi kapur dengan air inilah yang nantinya akan dipakai untuk
menggerakan turbin untuk menyalurkan energi gerak pada turbin akibat tekanan
gas dari bahan bakar. Kemudian
ketika tekanan gas sudah besar maka secara otomatis turbin akan bergerak
akibat desakan tekanan gas tersebut. Gigi roda harus terhubung dengan generator
yang akan mengubah energi gerak menjadi energi listrik.
Pemanfaatan batu kapur
juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif kendaraan hybrid.
Prinsip kerja ialah mengandalkan reaksi eksotermis dari sifat porositas dari
batu kapur yang bereaksi dengan senyawa
HCl. Hasil reaksi tersebut menghasilkan uap panas yang kemudian dengan
memanfaatkan TEC thermoelektik coverter,
sebagai media konversi dari panas menjadi listrik, akan dihubungkan dengan
sebuah media motor listrik sebagai alat penggeraknya.
Pemanfaatan
pengembangan batu kapur memang harus perlu dikaji ulang mengenai penggunaan
reaksi energinya. Energi yang dihasilkan mengalami kenaikkan
dan
penurunan dengan spontan, dimana energi tidak bisa
bertahan lama meski seberapa
besar atau banyaknya massa batu kapur
dan air yang digunakan. Energi listrik yang dihasilkan dari
campuran batu kapur dengan air memiliki waktu
bertahan secara singkat.
Oleh sebab itu, perlu adanya pengembangan untuk mempertahankan energi uap panas
agar dapat hasil keluaran yang konstan.
3.2.
Saran
Dari hasil pembahasan diatas, penulis mengharapkan
adanya pengembangan sumber energi
alternatif dapat terus berlangsung. Selain, kita menggurangi penggunaan bahan
bakar fosil secara terus-menerus, juga menghargai karya anak negeri melalui
penggunaan produk bahan galian berasal dari dalam negeri.
Daftar Pustaka
Universitas Brawijaya.
2016. Resume Exotric Che E-Car. Malang:Universitas
Brawijaya
Sukarelawati, Endang.
2014. Mobil Exotric Mahasiswa Universitas
Brawijaya Juara Dunia. Malang:Antara News
Fibriant. Dixs. 2015. Mahasiswa Unibraw Ciptakan Mobil Berbahan
Bakar Batu Kapur. Malang:Media Malang
Putra. Nandy. 2009. Potensi Pembangkit Daya Thermoelektrik Untuk
Kendaraan Hybrid. Depok : Universitas Indonesia
Febrizal, M. Ginting, Sugianto. Pengujian
Dan Pemanfaatan Panas Batu Kapur Sebagai Sumber Energi Listrik. Pekanbaru :
Universitas Riau
Haryono, Yudik dkkk.
2009. Pemanfaatan Uap Kapur Sebagai Bahan
Bakar Alternatif Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Malang : Universitas
Kanjuruhan.
Mohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa...
BalasHapusKami menjual aneka Kapur :
- Kapur Aktif / Cao / Kalsium Oksida.
- Kapur Padam / CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
- Kapur Tepung / CaCo3 /Kalsium Karbonat / Kapur pertanian /Kaptan .
- Zeolite .
- Bentonite .
- Dolomite dll.
Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :
Bpk Asep 081281774186
085793333234
Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.