Kamis, 11 Agustus 2016

Eksploitasi Batu Kapur



Bab I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang Masalah
Indonesia dianugerahi sumber daya alam yang berlimpah termasuk bahan galian pertambangan dan Indonesia memiliki ketergantungan tinggi terhadap pemanfaatan bahan galian pertambangan tersebut sebagai modal pembangunan, dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) dinyatakan bahwa “bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Sektor pertambangan di Indonesia merupakan sektor yang berfungsi mendapatkan devisa Negara paling besar, namun keberadaan kegiatan dan/atau usaha tambang di Indonesia kini banyak dipersoalkan oleh berbagai kalangan namun dalam implementasinya, Negara sering dihadapkan pada kondisi dilematis antara pemanfaatan optimal dengan kerugian lingkungan dan sosial.
Dibumi ini terdapat banyak sekali kandungan sumber daya alamnya,diantarannya, yaitu batuan dan bahan tambang. Batuan dan bahan tambang mempunyai manfaat yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Batuan merupakan kumpulan dari satu atau lebih mineral, batuan penyusun kerak bumi berdasarkan kejadiannya, tekstur, dan komposisi mineralnya.
Batuan dan mineral merupakan sumber daya alam yang banyak dibutuhkan dan digunakan untuk kehidupan manusia dan bahan dasar industri. Batuan terbentuk dari kumpulan magma yang membeku dipermukaan bumi dan berakhir menjadi berbagai jenis batuan. Sedangkan mineral terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan memiliki atom-atom yang tersusun secara teratur, mineral merupakan komponen batuan yang membentuk lapisan kerak bumi. Bahan tambang di Indonesia terdapat di darat dan di laut. Bahan tambang jika diolah memerlukan modal yang banyak (padat modal), tenaga ahli (padat karya), dan banyak menghasilkan resiko ataupun bahaya bagi pekerja maupun lingkungan itu sendiri (padat resiko). Dalam bab ini, Penulis ingin membahas mengenai “Eksploitasi Batukapur”

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ingin disampaikan sebagai berikut:
1.      Bagaimana pengertian bahan galian batukapur?
2.      Bagaimana proses penambangan bahan galian batukapur?
3.      Bagaimana proses pengolahan bahan galian batukapur?

1.3  Tujuan Masalah
Adapun tujua masalah yang ingin saya sampaikan sebagai berikut:
1.      Mengetahui pengertian bahan galian batukapur
2.      Mengetahui proses penambangan bahan galian batukapur
3.      Mengetahui proses pengolahan bahan galian batukapur

1.4  Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan yang ingin saya sampaikan sebagai berikut:
1.      Sebagai bahan pembelajaran matakuliah bagi mahasiswa yang belum diketahui oleh mahasiswa.
2.      Sebagai tambahan referensi bagi  institusi untuk menambah wawasan bahan ajarnya bagi mahasiswa.

1.5  Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari karya tulis yang saya ingin sampaikan sebagai berikut
1.      Karya tulis berikut tidak menampilkan dampak lingkungan dan sosial akibat penambangan bahan galian batukapur.
2.      Karya tulis berikut tidak menampilkan analisis ekonomi dan kemajuan arah penambangan dan pengolahan bahan galian batukapur.

Bab II
Kajian Pustaka

2.1  Pengertian Batukapur
Batukapur (Gamping) merupakan salah satu mineral industri yang banyak digunakan oleh sektor industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk bahan bangunan, batu bangunan bahan penstabil jalan raya, pengapuran untuk pertanian dll. Batu kapur (Gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral pengotornya. Mineral karbonat yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur adalah aragonit (CaCO3), yang merupakan mineral metastable karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit (CaCO3). Mineral lainnya yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur atau dolomit, tetapi dalam jumlah kecil adalah Siderit (FeCO3), ankarerit     (Ca2MgFe(CO3)4),       dan      magnesit (MgCO3).
Kalsium karbonat (CaCO3) dengan kemurnian dan kehalusan yang tinggi banyak diperlukan dalam industri tapal gigi, cat, farmasi, kosmetik, karet, kertas, dan lain lain, baik sebagai bahan dasar maupun bahan penolong. Untuk kebutuhan itu, Indonesia masih mendatangkan CaCO3 dari luar negeri. Umumnya bahan itu dibuat secara kimia dari suspensi kapur padam dan gas karbon dioksid. Di Indonesia banyak terdapat batu kapur atau marmer yang berupa serpihan atau butir kecil yang dibuang sia sia. Di samping itu, gas CO2 juga banyak yang belum dimanfaatkan. Pembuangan kedua jenis bahan itu dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, kalau serbuk limbah marmer disuspensikan dalam air dan direaksikan dengan CO2 akan diperoleh Ca(HCO) yang tidak banyak tercampur zat pengotor. Selanjutnya Ca(HCO3)2 mudah berubah menjadi CaCO3 murni. Pada penelitan ini akan direaksikan suspensi batu kapur dan gas CO2 seperti pembentukan stalakmit dan stalaktit di alam.

2.2  Mula Jadi
Batukapur dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu secara organik secara mekanik atau secara kimia sebagian batu kapur dialam terjadi secara organik. Jenis ini berasal dari pengembangan cangkang atau rumah kerang dan siput. Untuk batu kapur yang terjadi secara mekanik sebetulnya bahannya tidak jauh beda dengan batu kapur secara organik yang membedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan batu kapur tersebut kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat semula. Sedangkan yang terjadi secara kimia jenis batu kapur yang terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air tawar.

2.3  Mineralogi
Batukapur dan dolomit merupakan batuan karbonat utama yang banyak digunakan diindustri Aragonit yang berkomposisi kimia sama dengan Kalsit (CaCO3) tetapi berbeda dengan struktur kristalnya, merupakan mineral metas table karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi Kalsit. Karena sifat fisika mineral-mineral karbonat hampir sama satu sama lain, maka tidak mudah untuk mengidentifikasinya.

2.4  Identifikasi Batuan
Batugamping merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling banyak jumlahnya.Batugamping itu sendiri terdiri dari batugamping non-klastik dan batugamping klastik.
Batugamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut antara lain dari Coelentrata, Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batugamping ini sering juga disebut batugamping Koral karena penyusun utamanya adalah Koral.
Batugamping Klastik, merupakan hasil rombakan jenis batugamping non-klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi, dan terakhir sedimentasi.selama proses tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut yang merupakan pengotor, sehingga sering kita jumpai adanya variasi warna dari batugamping itu sendiri. Seperti warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, merah bahkan    hitam.
Secara kimia batugamping terdiri atas Kalsium karbonat (CaCO3). Dialam tidak jarang pula dijumpai batugamping magnesium. Kadar magnesium yang tinggi mengubah batugamping dolomitan dengan komposisi kimia CaCO3MgCO3
Adapun sifat dari batugamping adalah sebagai berikut :
·         Warna                         : Putih,putih kecoklatan, dan putih keabuan
·         Kilap                          : Kaca, dan tanah
·         Goresan                      : Putih sampai putih keabuan
·         Bidang belahan          : Tidak teratur
·         Pecahan                      : Uneven
·         Kekerasan                  : 2,7 – 3,4 skala mohs
·         Berat Jenis                  : 2,387 Ton/m3
·         Tenacity                     : Keras, Kompak, sebagian berongga
Dibeberapa daerah endapan batu batugamping seringkali ditemukan di gua dan sungai bawah tanah. Hal ini terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air hujan yang mengandung CO3 dari udara maupun dari hasil pembusukan zat-zat organic dipermukaan, setelah meresap ke dalam tanah dapat melarutkan batugamping yang dilaluinya.
Reaksi kimia dari proses tersebut adalah sebagai berikut :
CaCO3 + 2 CO2 + H2O Ca (HCO3)2 + CO2
Ca (HCO3)2 larut dalam air, sehingga lambat laun terjadi rongga di dalam tubuh batugamping tersebut. Secara geologi, batugamping erat sekali hubungannya dengan dolomite. Karena pengaruh pelindian atau peresapan unsur magnesium dari air laut ke dalam batugamping, maka batugamping tersebut dapat berubah menjadi dolomitan atau jadi dolomite. Kadar dolomite atau MgO dalam batugamping yang berbeda akan memberikan klasifikasi yang berlainan pula pada jenis batugamping tersebut.

2.5  Sifat dan Klasifikasi Batukapur
Batuan kapur atau batuan gamping (limestone) termasuk batuan sedimen. Batuan sedimen sering pula disebut dengan batuan endapan. Batuan ini berwarna putih, kelabu, atau warna lain yang terdiri dari kalsium karbonat (CaCO3). Batuan kapur ini pada dasarnya berasal dari sisa-sisa organisme laut seperti kerang, siput laut, radiolarit, tumbuhan/binatang karang (koral), dsb yang telah mati. Berdasarkan hal tersebut, maka batuan kapur adalah batuan sedimen yang berbasis dari laut. Karena hal itu, batuan kapur berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya dan tempat batuan kapur itu diendapkan termasuk klasifikasi batuan sedimen marin. Berdasarkan proses pengendapannya, batu gamping radiolarit dan batu karang merupakan batuan sedimen organik. Disamping hal tersebut, batuan kapur (termasuk di dalamnya stalaktit dan stalakmit yang banyak dijumpai di gua-gua kapur) menurut proses pengendapannya juga termasuk batuan sedimen kimiawi (sedimen khemis).
Klasifikasi Dunham (1962)Klasifikasi ini didasarkan pada tekstur deposisi dari batugamping, karena menurut Dunham dalam sayatan tipis, tekstur deposisional merupakan aspek yang tetap. Kriteria dasar dari tekstur deposisi yang diambil Dunham (1962) berbeda dengan Folk (1959).
Kriteria Dunham lebih condong pada fabrik batuan, misal mud supported atau grain supported bila ibandingkan dengan komposisi batuan. Variasi kelas-kelas dalam klasifikasi didasarkan pada perbandingan kandungan lumpur. Dari perbandingan lumpur tersebut dijumpai 5 klasifikasi Dunham (1962). Nama nama tersebut dapat dikombinasikan dengan jenis butiran dan mineraloginya. Batugamping dengan kandungan beberapa butir (<10 antar="" apabila="" bersinggungan="" bila="" butiran="" butirannya="" dalam="" dan="" di="" disebut="" grainstone.="" halnya="" karbonat="" lain="" lumpur="" matriks="" mengandung="" mudstone="" packstone="" saling="" span="" tersebut="" tidak="" wackestone.="" yang="">
Packstone mempunyai tekstur grain supported dan punya matriks mud. Dunham punya istilah Boundstone untuk batugamping dengan fabrik yang mengindikasikan asal-usul komponenkomponennya yang direkatkan bersama selama proses deposisi.
Klasifikasi Dunham (1962) punya kemudahan dan kesulitan. Kemudahannya tidak perlu menentukan jenis butiran dengan detail karena tidak menentukan dasar nama batuan. Kesulitannya adalah di dalam sayatan petrografi, fabrik yang jadi dasar klasifikasi kadang tidak selalu terlihat jelas karena di dalam sayatan hanya memberi kenampakan 2 dimensi, oleh karena itu harus dibayangkan bagaimana bentuk 3 dimensi batuannya agar tidak salah tafsir. Pada klasifikasi Dunham (1962) istilah-istilah yang muncul adalah grain dan mud. Nama-nama yang dipakai oleh Dunham berdasarkan atas hubungan antara butir seperti mudstone, packstone, grainstone, wackestone dan sebagainya. Istilah sparit digunakan dalam Folk (1959) dan Dunham (1962) memiliki arti yang sama yaitu sebagai semen dan sama-sama berasal dari presipitasi kimia tetapi arti waktu pembentukannya berbeda.
Sparit pada klasifikasi Folk (1959) terbentuk bersamaan dengan proses deposisi sebagai pengisi pori-pori. Sparit (semen) menurut Dunham (1962) hadir setelah butiran ternedapkan. Bila kehadiran sparit memiliki selang waktu, maka butiran akan ikut tersolusi sehingga dapat mengisi grain. Peristiwa ini disebut post early diagenesis. Dasar yang dipakai oleh Dunham untuk menentukan tingkat energi adalah fabrik batuan. Bila batuan bertekstur mud supporteddiinterpretasikan terbentuk pada energi rendah karena Dunham beranggapan lumpur karbonat hanya terbentuk pada lingkungan berarus tenang. Sebaliknya grain supported hanya terbentuk pada lingkungan dengan energi gelombang kuat sehingga hanya komponen butiran yang dapat mengendap.


2.6  Manfaat Batukapur
Adapun pemanfaatan dari kapur diantaranya adalah :
a.         Bahan bangunan
Bahan bangunan yang dimaksud adalah kapur yang dipergunakan untuk plester,adukan pasangan bata, pembuatan semen tras ataupun semen merah.
b.         Bahan penstabilan jalan raya
Pemaklaian kapur dalam bidang pemantapan fondasi jalan raya termasuk rawa yang dilaluinya. Kapur ini berfungsi untuk mengurangi plastisitas, mengurangi penyusutan dan pemuaian fondasi jalan raya.
c.         Sebagai pembasmi hama
Sebagai warangan timbal (PbAsO3) dan warangan kalsium (CaAsO3) atau sebagai serbuk belerang untuk disemprotkan.
d.        Bahan pupuk dan insektisida dalam pertanian
Apabila ditaburkan untuk menetralkan tanah asam yang relatife tidak banyak air, sebagai pupuk untuk menambah unsur kalsium yang berkurang akibat panen, erosi serta untuk menggemburkan tanah. Kapur ini juga dipergunakan sebagai disinfektan pada kandang unggas, dalam pembuatan kompos dan sebagainya
e.         Penjernihan air
Dalam penjernihan pelunakan air untuk industri , kapur dipergunakan bersama-sama dengan soda abu dalam proses yang dinamakan dengan proses kapur soda.
f.          Batu Gamping (CaCO3) Sebagai Pupuk Alternatif Penetralisir Keasaman Tanah
Semua material yang mengandung senyawa Ca dapat digunakan sebagai bahan pengkapuran untuk menetralisir keasaman tanah, yaitu meningkatkan pH tanah yang pada dasarnya menambahkan Ca dan menurunkan Al.
g.         Batugamping keprus sebagai campuran agregat pada lapis pondasi agregat kelas b
Bertujuan untuk mengkaji kemungkinan pemakaian batugamping keprus sebagai bahan campuran agregat pada lapis pondasi agregat kelas
h.         Batugamping sebagai bahan baku semen
Batu gamping sebagai salah satu bahan baku pembuatan semen, dengan eksplorasi yang tidak bijaksana, lambat laun warisan dunia yang unik dan terbentuk ribuan tahun ini akan hilang dan hanya menjadi cerita anak cucu kita kelak, jika kita tidak ikut membantu melestarikannya.

2.7  Alat yang Digunakan pada Penambangan dan Pengolahan Batukapur
Secara terperinci alat-alat yang digunakan dalam proses penambangan adalah :
1.      Hydraulic Rock Breaker ( HRB ): 1 unit
2.      Backhoe excavator : 2 unit
3.      Dump truck : 3 unit (kapasitas 20 ton)
Pengupasan dilakukan dengan bantuan Hydraulic Rock Breaker.

2.8  Proses Penambangan Batukapur
Untuk mengetahui besarnya cadangan suatu tubuh marmer maka biasanya dilakukan eksplorasi geofisika agar diketahui baik penyebaran horizontal maupun vertikal, kemudian dbuat sumur uji dan pemboran untuk mengetahui  ketebalan lapisan. Untuk mengetahui kualitas marmer di suatu lokasi maka diambil sampel yang diuji di laboratorium baik fisika maupun kimia, secara mikroskopis.
Sebelum keluar teknologi baru,  penambangan batukapur dilakukan dengan 2 tahapan yaitu:
  • Land clearing (pengupasan), yaitu kegiatan pengupasan lapisan tanah dengan menggunakan buldozer dan ekskavator menggali tanah yang menutupi tubuh batuan guna menyiapkan kegiatan penambangan
  • Kegiatan produksi, yaitu proses pemolaan, pemboran, penggalian dengan buldozzer dan ripper lalu melakukan loading menggunakan dump truck.
·      Dengan memperhatikan morfologinya (perbukitan) maka penambangan batu kapur ini akan dilakukan secara terbuka dengan membentuk jenjang-jenjang pada bagian lereng bukit (Side Hill Quarry).
Berdasarkan peruntukan dari produk yang dihasilkan, maka dalam pelaksanaannya proses penambangan dapat diklasifikasikan menjadi 2 cara :
o   Cara Penggaruan  ( Ripper )
Cara ini dipergunakan pada front tambang dengan batuan lapuk dan agak lapuk, alat yang dipergunakan adalah Bulldozer dengan Ripper
o   Cara Peledakan ( Blasting )
Peledakan dapat dipergunakan bila pemakaian ripper sudah tidak memungkinkan lagi atau jika telah menemukan batuan kapur yang segar (massive) yang memang merupakan batuan kapur utama.

2.9  Proses Pengolahan Batukapur
Pengolahan merupakan proses kegiatan memperhalus produk hingga menjadi produk yang siap dipasarkan. Adapun kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
Setelah tiba dilokasi pengolahan, dilakukan beberapa tahap proses produksi secara           berurutan     yaitu    sebagai                        berikut:
o   Pengolahan di dalam industri ini adalah proses untuk mendapatkan ukuran material ( batu kapur ) sesuai yang dibutuhkan konsumen. Untuk itu dilakukan proses peremukan dalam unit Crushing  Plant bagi material ukuran + 25 – 60 cm yang dikirim dari tambang.
o      Batu kapur dari “ Dump Truck”    kemudian ditumpahkan ke  “ fixed screen” dengan opening 60 cm, yang berukuran > 60 cm  (over size) dipisahkan  ke tempat tersendiri untuk dilakukan pemecahan ulang  secara manual, hingga berukuran – 30cm + 25 cm lalu dimasukkan ke “hopper jaw crusher” untuk pemecahan berikutnya.
o      Hasil dari “jaw crusher “ I & II dilakukan pengayakan dengan 2 ayakan 2 tingkat, sehingga dihasilakan produk berukuran  -7cm +5  cm; -5cm+3cm; -3cm +1cm dan paling lembut berupa bubuk atau  >1cm .
Untuk hasil berukuran +7cm dapat dimasukkan lagi ke jaw crusher  II melalui belt conveyor untuk dilakukan pemecahan ulang. Dan seterusnya sampai didapat hasil yang diinginkan.























Bab III
Penutup

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.         Batukapur (Gamping) merupakan salah satu mineral industri yang banyak digunakan oleh sektor industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk bahan bangunan, batu bangunan bahan penstabil jalan raya, pengapuran untuk pertanian dll. Batu kapur (Gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang.
2.         Kegiatan produksi batukapur diawali dengan pengpasan tanah penutup (land clearing) guna mempersiapkan area kerja penambangan,langka selanjutnya, Kegiatan produksi, yaitu proses pemolaan, pemboran, penggalian dengan buldozzer dan ripper lalu melakukan loading menggunakan dump truck.
3.         Kegiatan pengolahan diawali kegiatan pereduksian ukuran batukapur agar mudah diolah menggunakan alat crusher sesuai dengan ukuran yang diinginkan yang kemudian akan digunakan untuk berbagai sektor industri yang membutuhkan batukapur





5.2  Saran
Beberapa saran yang dapat kami berikan untuk meningkatkan produktivitas, efektif, dan efesiensi proses penambangan dan pengolahan.
1.                  Untuk meningkatkan hasil dari proses penambangan yang dilakukan seharusnya dilakukkan pengecekan rutin tentang kondisi alat-alat penambangan yang digunakan.
2.                  Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pegawai lebih diperhatikan.























Daftar Pustaka


Sumber:
Graha, Setia Doddy Ir. 1987. Batuan dan Mineral. Nova : Bandung.
Tushadi. 1990. Bahan Galian Industri Indonesia. Direkotorat Sumberdaya Mineral. Direktorat Jendral Geologi dan Sumberdaya Mineral:Bandung.
PT. Bangun Arta Hutama. 2016. Executive Sumarry (Eksploitasi Batukapur). Jakarta:CV. Bangun Arta Group.
Website:
diakses tanggal: 21 Juli 2016
diakses tanggal: 21 Juli 2016
diakses tanggal: 21 Juli 2016

2 komentar:

  1. Mohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa....
    Kami menjual Batu kapur/ Kapur Aktif / Cao / CaOH2 / Kalsium Oxide / kalsium hidroxie /Limestone/ Quick Lime / Batu gamping / Kapur bakar / Kapur tohor/ Kapur sirih/Cao/ Kalsium Hidroksida/ Kalsium Karbonat / CaCo3 / Kapur pertanian / Kaptan / Kapur padam /Zeolite / Bentonite / Dolomite dll.
    Tersedia mesh 80 s/d Mesh 800 dengan kemasan / packing karung / 25 kg , 50 kg , 500 kg , 1000 kg .

    Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :
    Asep 081281774186
    085793333234
    Padalarang- Bandung Barat

    Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu. Terimakasih

    BalasHapus
  2. Mohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa...

    Kami menjual aneka Kapur :
    - Kapur Aktif / Cao / Kalsium Oksida.
    - Kapur Padam / CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
    - Kapur Tepung / CaCo3 /Kalsium Karbonat / Kapur pertanian /Kaptan .
    - Zeolite .
    - Bentonite .
    - Dolomite dll.

    Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :

    Bpk Asep 081281774186
    085793333234

    Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.

    BalasHapus